Senin 29 Jun 2020 20:08 WIB

Lima Tahapan Menuju New Normal di Yogyakarta

Saat ini kasus positif baru Covid-19 yang muncul semakin landai.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Hiru Muhammad
Tenaga medis mengambil sampel darah pedagang saat Rapid Diagnostic Test (RDT) Covid-19 di Pasar Bantul, Yogyakarta, Rabu (24/6). Dinas Kesehatan Bantul  menyebut total ada karyawan dan pedagang sebanyak 700 orang pedagang Pasar Bantul yang akan menjalani rapid test pada Rabu (24/6) dan Kamis (25/6). Pasar Bantul diprioritaskan untuk digelar rapid test, karena memiliki potensi penularan Covid-19 karena banyak didatangi pedagang dari luar daerah.
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Tenaga medis mengambil sampel darah pedagang saat Rapid Diagnostic Test (RDT) Covid-19 di Pasar Bantul, Yogyakarta, Rabu (24/6). Dinas Kesehatan Bantul menyebut total ada karyawan dan pedagang sebanyak 700 orang pedagang Pasar Bantul yang akan menjalani rapid test pada Rabu (24/6) dan Kamis (25/6). Pasar Bantul diprioritaskan untuk digelar rapid test, karena memiliki potensi penularan Covid-19 karena banyak didatangi pedagang dari luar daerah.

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, ada lima tahapan yang dilakukan menuju diterapkannya new normal. Saat ini, Kota Yogyakarta masih dalam transisi atau peralihan menuju new normal.

Lima tahapan tersebut diantaranya menuntaskan kasus positif Covid-19, menyusun protokol baru untuk new normal, uji coba dan simulasi protokol baru. Selain itu, penerapan terbatas dan bertahap dari protokol kesehatan yang telah disusun, serta Yogyakarta untuk Yogyakarta dan Yogyakarta untuk semua.

Ia menyebut, saat ini kasus positif baru yang muncul semakin landai. Walaupun secara keseluruhan, kasus positif baru ini di seluruh kabupaten dan kota di DIY masih terus bertambah.

"Untuk pemulihan dan kebangkitan (new normal) kami menyiapkan lima tahapan yang diawali dengan penyelesaian masalah atau kasus positif Covid-19 yang diharapkan semakin landai," kata Heroe, Senin (29/6).

Untuk Kota Yogyakarta sendiri, ia menilai jumlahnya sudah rencah. Namun, pihaknya terus melakukan penuntasan kasus melalui pelacakan (tracing) dan menggelar rapid test massal secara acak di pasar tradisional, mall hingga cafe dan resto.

Selain itu, kebanyakan kasus positif di Kota Yogyakarta memiliki riwayat perjalanan dari luar daerah atau kasus impor. Heroe menyebut, setidaknya 90 persen kasus Covid-19 di Kota Yogyakarta merupakan kasus impor.

Hal ini menjadi hal yang harus dicegah dan ditangani mengingat Kota Yogyakarta merupakan kota wisata dan kota pendidikan. Terlebih, pada awal tahun akademik 2020/2021 nanti akan banyak mahasiswa yang akan kembali ke Kota Yogyakarta.

"Akan ada sekitar 150-200 ribu mahasiswa yang dari kampung halaman masuk lagi ke Yogyakarta. Inilah yang menjadi tantangan yang tidak mudah, kita harus mengedukasi masyarakat supaya siap," ujarnya.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement