Selasa 30 Jun 2020 00:20 WIB

Hipmi: Pengusaha Indonesia tak Perlu Ikutan Boikot Facebook

Penggunaan platform media sosial seperti Facebook penting dilakukan pengusaha.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Nidia Zuraya
Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi)  Anggawira.
Foto: dokumentasi pribadi
Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah perusahaan di Amerika Serikat (AS) berhenti memasang iklan di media sosial. Mereka bahkan melakukan gerakan boikot beriklan di Facebook.

Menanggapi itu, Wakil Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Anggawira menilai, perusahaan-perusahaan di Tanah Air tidak perlu mengikuti gerakan tersebut. Meski di Facebook terdapat banyak ujaran kebencian.

Baca Juga

"Karena memang juga, tren media sekarang beranjak ke digital. Hanya saja menurut saya harus ada regulasi yang dilakukan oleh government terkait sensor hal-hal seperti itu (ujaran kebencian)," ujarnya kepada Republika.co.id pada Senin (29/6).

Ia melanjutkan, warganet atau netizen juga perlu diedukasi. Sebab, terkadang mereka yang memanfaatkan media sosial untuk melakukan ujaran kebencian.

Bagi pengusaha, kata dia, memasang iklan di Facebook perlu karena targetnya bisa diatur. "Jadi sangat tergantung sasaran yang mau dijangkau," ujarnya.

Penggunaan jejaring atau platform digital seperti Facebook, sambungnya, sekarang menjadi penting, demi menyasar target pasar. "Walau memang alat kontrolnya harus diperjelas lagi ke depannya," tegas Anggawira.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement