Senin 29 Jun 2020 19:40 WIB

Kementan Dukung Penyerapan Gula Demi Jaga Stabilitas Harga

Kepastian penyerapan gula memberikan kepastian bagi produksi gula dalam negeri

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Gita Amanda
Gula Kristal Putih, (ilustrasi). Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung rencana kebijakan penyerapan gula petani oleh BUMN maupun perusahaan swasta khususnya untuk pasar Gula Kristal Putih (GKP) yang dikonsumsi masyarakat.
Foto: CORBIS
Gula Kristal Putih, (ilustrasi). Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung rencana kebijakan penyerapan gula petani oleh BUMN maupun perusahaan swasta khususnya untuk pasar Gula Kristal Putih (GKP) yang dikonsumsi masyarakat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) mendukung rencana kebijakan penyerapan gula petani oleh BUMN maupun perusahaan swasta khususnya untuk pasar Gula Kristal Putih (GKP) yang dikonsumsi masyarakat. Kepastian penyerapan gula memberikan kepastian bagi produksi gula dalam negeri.

Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Kementan, Bagus Hudoro, mengatakan sejauh ini Indonesia kekurangan sekitar 600 ribu gula konsumsi. Diharapkan gula tebu bisa mengisi kekurangan tersebut sehingga stabilisas harga tetap terjaga. Meskipun, terjadi sedikit penurunan ketika musim panen.

Baca Juga

"Terlepas dari rencana penugasan, kita tidak bisa mengomentari. Tapi memang harapan kita gula petani bisa terserap semua karena itu tujuan yang dihasilkan petani," kata Bagus kepada Republika.co.id, Senin (29/6).

Bagus mengatakan, Kementan sesuai tugas pokok dan fungsi fokus pada produksi. Saat ini, produksi gula tengah berjalan dan puncak musim giling terjadi pada periode Juni-Juli. Situasi itu tentunya akan berdampak pada penurunan harga dan itu merupakan hal wajar.

Soal intervensi Kementan demi menjaga stabilisasi harga gula di tingkat petani, Bagus justru mengatakan bahwa produksi yang tengah terjadi merupakan hasil dari intervensi dan pendampingan pemerintah. "Produksi yang ada saat ini itulah intervensi kami," kata dia.

Ia tak menampik keluhan soal petani yang menilai tekanan harga saat ini akibat adanya importasi gula yang baru dilakukan pemerintah. Namun, Bagus mengatakan, pemasukan gula impor sudah tuntas dan ditempuh atas dasar kebijakan bersama.

Pihaknya optimistis, gula lokal tetap akan mampu bersaing dan mendapatkan pasar karena secara umum ketersediaan gula di dalam negeri masih kurang meskipun telah dilakukan impor. Ia mengatakan, Kementan juga masih menghitung terkait acuan harga gula yang saat ini berlaku.

Hal itu seiring adanya aspirasi dari para petani agar pemerintah menaikkan acuan harga gula setelah empat tahun belum diperbarui. "Kita belum bisa memberikan datanya, tentunya kita akan hitung dengan cermat supaya nantinya tidak berdampak ke harga berikutnya (di konsumen)," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement