Senin 29 Jun 2020 05:31 WIB

BKSDA Tangkap Harimau Sumatra Betina di Nagari Gantung Ciri

'Warga harus semakin waspada dan jangan ke ladang, takut induknya mengamuk'.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas menangkap harimau Sumatra (ilustrasi).
Foto: Republika/Mimi Kartika
Petugas menangkap harimau Sumatra (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar bersama warga Nagari Gantung Ciri, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatra Barat kembali menangkap satu ekor harimau di Nagari Gantung Ciri pada Ahad (28/6).

"Harimau ini merupakan harimau kedua yang masuk perangkap setelah pada Sabtu (13/6), satu harimau remaja juga terjerat perangkap," kata Kepala Resor Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resor Konservasi Wilayah (RKW) Solok, Afrilius, di Arosuka, ibu kota Solok pada Ahad.

Afrilius mengatakan, harimau betina tersebut masuk ke perangkap yang dibuat oleh tim Badan Konservasi Sumber Daya Alam dan warga. "Sudah dua ekor yang sudah tertangkap, berarti masih ada satu ekor lagi. Jadi warga harus semakin waspada dan jangan ke ladang dulu untuk sementara. Takut induknya mengamuk," sebutnya.

Menurut Afrilius, diduga harimau tersebut berkeliaran, karena habitat mereka banyak yang sudah dirusak oleh tangan-tangan manusia untuk lahan perkebunan. Harimau yang diduga betina itu, sudah sering masuk ke pemukiman warga, sehingga sangat meresahkan.

"Kalau tidak terpaksa, harimau jarang sekali berinteraksi dengan manusia. Harimau yang diduga sudah berkeliaran lebih dari satu bulan di kawasan perkebunan Nagari Gantung Ciri, dan juga sampai ke Nagari Jawi-Jawi Guguak akhir Ramadhan lalu," ujarnya.

Menurut keterangan pihak BKSDA, pascatertangkapnya dua harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) tersebut, pihaknya meminta masyarakat untuk menahan diri sementara waktu agar tidak beraktivitas di kawasan perladangan yang diduga menjadi daerah berkeliarannya harimau.

"Kita minta warga untuk menahan diri dulu, sampai kondisi benar-benar aman terkendali. Sebab masih ada satu ekor induk harimau lagi yang belum tertangkap bisa saja mengamuk," ujar Afrilius

Sebelumnya, pada Sabtu (13/6) lalu satu ekor harimau tersebut juga sudah masuk ke perangkap yang dipasang warga. Harimau yang diperkirakan berusia antara 1,5 hingga 2 tahun tersebut, langsung dibawa pihak BKSDA Sumbar ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera (PHRS) di Dharmasraya.

Afrilius menduga, harimau yang tertangkap Minggu pagi ini, merupakan kawanan dari tiga ekor harimau yang sebelumnya sering dijumpai oleh warga di kawasan perkebunan warga di Gantung Ciri. Dan, diperkirakan masih ada satu ekor harimau lagi yang masih berkeliaran di daerah itu.

Saat harimau tersebut sampai di pusat nagari Gantung Ciri, ratusan masyarakat datang berbondong-bondong untuk menyaksikannya.

Wali Nagari Gantung Ciri, Hendry Yuda, mengatakan, tertangkapnya harimau tersebut berawal dari pemasangan perangkap yang dilakukan oleh tim gabungan dari petugas BKSDA dan masyarakat. Sebelumnya, pihaknya sudah melakukan penghalauan kembali ke dalam hutan bersama tim gabungan, namun tidak membuahkan hasil dan harimau tetap berkeliaran di kawasan perladangan warga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement