Ahad 28 Jun 2020 20:21 WIB

Mitigasi Kekeringan Perlu Disiapkan Jelang Puncak Kemarau

Kekeringan selalu terjadi di musim kemarau, terutama di daerah sulit cadangan air.

Bunga liar rimbuh di antara tanah yang retak akibat kekeringan. Perlu disiapkan mitigasi bencana kekeringan menjelang puncak musim kemarau guna mencegah krisis air bersih.
Foto: Thoudy Badai
Bunga liar rimbuh di antara tanah yang retak akibat kekeringan. Perlu disiapkan mitigasi bencana kekeringan menjelang puncak musim kemarau guna mencegah krisis air bersih.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Akademisi dari Universitas Jenderal Soedirman Dr Indra Permanajati mengingatkan perlunya menyiapkan mitigasi bencana kekeringan menjelang puncak musim kemarau guna mencegah krisis air bersih. "Menjelang puncak musim kemarau maka perlu menyiapkan langkah-langkah penanganan terkait kemungkinan terjadinya bencana kekeringan dan krisis air bersih," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Ahad (28/6).

Anggota Ikatan Ahli Kebencanaan Indonesia tersebut menjelaskan bencana kekeringan selalu akan terjadi di musim kemarau terutama di daerah-daerah yang sulit mendapatkan cadangan air. "Baik itu air permukaan ataupun air tanah namun daerah-daerah ini perlu mendapatkan perhatian terkait bencana kekeringan yang bisa terjadi," katanya.

Baca Juga

Koordinator Bidang Geologi Pusat Mitigasi Unsoed tersebut juga menambahkan konsep penanganan bencana sekarang ini tidak difokuskan pada penanganan darurat tetapi perlu difokuskan pada pencegahan sejak awal. "Pencegahan sejak awal akan sangat membantu dan mengurangi beban pada penanganan darurat saat terjadi bencana kekeringan," katanya.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan adalah mendapatkan cadangan air sebanyak mungkin dan pengaturan distribusi air nantinya. "Koordinasi sudah harus mulai dilaksanakan dari Pemerintahan Pusat sampai ke tingkat desa," katanya.

Sementara itu, langkah yang harus segera dilakukan, kata dia, adalah identifikasi sumber-sumber air. "Perlu diidentifikasi sumber-sumber mata air dan posisinya, sekiranya memungkinkan mencari sumber-sumber mata air baru. Kemudian sumber-sumber mata air itu akan dijadikan sebagai sumber air yang dapat didistribusikan ke daerah sekitar yang membutuhkan. Jadi identifikasi sumber mata air wajib dilakukan," katanya.

Dengan informasi mengenai keberadaan sumber-sumber mata air, tambah dia, maka masyarakat bisa datang untuk memanfaatkannya. "Dengan demikian maka diharapkan upaya mitigasi bencana kekeringan akan berjalan dengan optimal," katanya.

Dengan strategi jangka pendek berdasarkan pemetaan wilayah kekeringan dan strategi jangka panjang, tambah dia, maka bencana kekeringan akan dapat dicegah seoptimal mungkin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement