Ahad 28 Jun 2020 07:16 WIB

Positif Covid-19 Jatim Tertinggi, Ini Strategi Khofifah

Surabaya, Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik jadi titik penyebaran tertinggi.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Teguh Firmansyah
 Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Foto: Dok. Istimewa
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) telah menyiapkan sejumlah rancangan dalam menekan laju jumlah positif Covid-19. Salah satunya dengan membentuk Tim Gabungan  Forkopimda Jawa Timur dan Gugus tugas Surabaya Raya.

"Yaitu Kota Surabaya, Kabupaten Sidoarjo, dan Kabupaten Gresik yang saat ini menjadi wilayah penyebaran tertinggi di Jatim. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengintensifkan koordinasi dalam sinergi, kolaborasi dan evaluasi," kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa di Surabaya, Sabtu (27/6).

Baca Juga

Rancangan aksi berikutnya, Pemprov Jatim akan terus memasifkan tes, pelacakan, isolasi dan penyembuhan pasien positif Covid-19. Upaya ini dilakukan melalui penerjunan Tim Gabungan Covid-19 Hunter Dinas Kesehatan lokal. Tim akan lebih dikhususkan di kluster utama Surabaya Raya untuk melakukan uji Covid-19 dan isolasi

Tim Gabungan Covid-19 Hunter juga ditugaskan melakukan pelacakan minimal 20 orang per kasus positif. Kemudian menyediakan ruang isolasi yang lebih besar supaya pasien menjadi nyaman. Itu artinya keberadaan RS Darurat bisa dioptimalkan.

Menurut Khofifah, beban RS harus segera dievaluasi dan relaksasi tenaga kesehatan perlu diterapkan. Jika tidak dilaksanakan, maka akan berdampak pada menurunnya kualitas sehingga menyebabkan meningkatnya  kematian. "Dan pasien ringan harus benar-benar dipisahkan. Terapi harus selalu update dengan para pakar,” kata perempuan yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial (Mensos) RI ini.

Saat ini kapasitas mesin PCR di Jatim dapat melakukan tes 2.250 per hari. Hal ini berarti uji Covid-19 bisa mencapai 13.500 spesimen dalam sepekan. Khofifah berencana akan memperbanyak mesin PCR sehingga dapat memaksimalkan tes Covid-19 di pekan mendatang.

Mengenai prakondisi memasuki era normalitas baru (new normal), Khofifah akan melakukan koordinasi ulang dengan tim gugus tugas provinsi dan tiga kabupaten/kota. Mereka diminta mempertimbangkan agar menutup sementara aktivitas di level krusial. Beberapa di antaranya seperti bioskop, studio atau taman hiburan dalam ruangan dan melakukan pengawasan ketat. "Di samping itu, juga membuat zonasi tiap kecamatan berdasarkan 15 indikator epidemilogi dan tidak bisa asal membuka aktivitas," katanya.

Khofifah juga akan melibatkan ulama, tokoh agama dan masyarakat, influencer, pelaku usaha serta elemen strategis lainnya untuk meluaskan  sosialisasi. Hal ini utamanya terkait pemakaian masker, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir.

Dukungan dan insentif juga perlu disediakan untuk industri masker maupun media. Hal ini ditunjukkan agar masyarakat terbiasa menggunakan alat tersebut. Sebab, riset membuktikan penggunaan masker kain oleh 60 persen populasi akan menurunkan kurva Rate of Transmission (RT).

Selain itu, Khofifah juga mengaku akan terus berupaya melakukan intervensi  dampak sosial ekonomi akibat Covid-19. "Karenanya, bantuan dan support dari pemerintah pusat masih sangat kami butuhkan,” jelasnya dalam pesan resmi yang diterima Republika.co.id.

Sebanyak 11.151 warga di Jatim telah terpapar positif virus corona, Sabtu (27/6). Sekitar 3.720 di antaranya telah dinyatakan sembuh, 6.486 orang dalam perawatan sedangkan 834 lainnya meninggal.

Sementara jumlah Pasien dalam Pengawasan (PDP)  tercatat 10.288 kasus. Dari angka tersebut, 4.392 masih dalam pengawasan dan 1.221 PDP dinyatakan meninggal. Adapun total Orang dalam Pemantauan (ODP) sebanyak 29.295 jiwa dengan angka kematian 164 orang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement