Ahad 28 Jun 2020 04:41 WIB

Masjid di Kanada Kembali Bersiap Sambut Jamaah

Masjid di Kanada dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Masjid di Kanada Kembali Bersiap Sambut Jamaah Muslim Kanada
Masjid di Kanada Kembali Bersiap Sambut Jamaah Muslim Kanada

REPUBLIKA.CO.ID, ST. JOHN'S -- Masjid an-Noor di St. John's di provinsi Newfoundland and Labrador di Kanada kembali dibuka dan telah mulai menggelar sholat untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan. Jumat (27/6). Namun demikian, layanan masjid tersebut jauh lebih pendek dan kecil daripada sebelum pandemi melanda negara itu dan dunia.

Presiden Asosiasi Muslim Newfoundland and Labrador, Syed Pirzada, mengatakan para sukarelawan telah bersiap-siap selama lebih dari dua pekan untuk menyambut jamaah ketika sholat dapat dimulai kembali. "Hari ini adalah hari besar. Komunitas kami benar-benar gelisah menunggu hari ini," kata Pirzada kemarin Jumat, dilansir di CBC News, Sabtu (27/6).

Baca Juga

Sebelum pandemi, Pirzada mengatakan sholat Jumat di masjid tersebut biasanya dipenuhi antara 450 dan 500 orang. Namun, pada pelaksanaan sholat Jumat di tengah pandemi saat ini, hanya 50 orang yang akan diizinkan mengikuti sholat pada satu waktu, dan itu termasuk lima sukarelawan.

Selain itu, untuk mengakomodasi lebih banyak orang, juga diterapkan jarak secara fisik pada sholat Jumat. Kendati demikian, Pirzada mengatakan masih ada banyak anggota jamaah yang kecewa.

Masjid ini juga membuat situs untuk memungkinkan orang-orang mendaftar dan mendapatkan tiket untuk memesan tempat atau shaf (barisan) sholat untuk salah satu layanan. Pirzada mengaku semua tiket bisa habis dalam beberapa jam.

Menurutnya, ada banyak anggota masyarakat yang tidak bahagia. Ia memahami dan menghargai kerja sama mereka, karena hanya ada beberapa orang atau ada batasan anggota jamaah yang dapat mengikuti sholat berjamaah tersebut.

"Tangan kita terikat dan kita harus mengikuti aturan yang ditetapkan oleh otoritas kesehatan, yang ditetapkan oleh pemerintah, dan itu untuk kebaikan masyarakat," ujarnya.

Dia mengatakan sholat Jumat juga hanya akan diikuti sekitar sepertiga panjang dari layanan biasa dan tidak akan ada doa atau sholat tambahan. Saat jamaah tiba di masjid untuk sholat wajib, Pirzada mengatakan relawan di tempat parkir dan di pintu utama gedung akan memeriksa tiket dan mengajukan beberapa pertanyaan penyaringan Covid-19.

"Kami telah menyarankan jamaah beribadah di rumah, datang ke sini, berpartisipasi dalam sholat utama dengan imam dan kembali ke rumah dan menyelesaikan sisa sholat atau doa," kata Pirzada.

Selanjutnya, ia mengatakan jamaah yang ingin sholat harus mengenakan masker dan membawa sajadah mereka sendiri. Sementara sukarelawan akan membimbing orang-orang ke tempat-tempat yang telah ditandai dengan stiker di lantai. Menurutnya, menjaga jarak sosial itu dilakukan dengan mendesain tempat untuk orang-orang berdiri untuk sholat.

"Mereka akan meletakkan sajadah mereka di tempat-tempat yang ditunjuk dan hanya duduk di sana sampai imam memulai sholat," katanya.

Ketika sholat selesai, jamaah akan pergi dari belakang masjid. Sementara pembersih tangan akan tersedia di dekat pintu keluar.

Terlepas dari berbagai aturan yang disediakan oleh layanan sholat Jumat itu, Pirzada mengatakan sholat Jumat sangat penting bagi umat Islam. Karena itu, ia meminta kesabaran dari umat Islam selama layanan masjid ini mengalami perubahan.

"Kami mengerti ini akan menjadi tantangan bagi kita semua," tambahnya. 

https://www.cbc.ca/news/canada/newfoundland-labrador/prayers-resume-mosque-alert-level-2-1.5628988?cmp=rss

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement