Jumat 26 Jun 2020 21:11 WIB

Kasus Tembus 400, Cianjur Belum Tetapkan KLB DBD

Kasus pasien meninggal karena DBD di Cianjur dinilai masih rendah.

Kasus Tembus 400, Cianjur Belum Tetapkan KLB DBD. Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk Aedes aegypti sekaligus mencegah wabah DBD.
Foto: ANTARA/ANDIKA WAHYU
Kasus Tembus 400, Cianjur Belum Tetapkan KLB DBD. Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna memberantas nyamuk Aedes aegypti sekaligus mencegah wabah DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemkab Cianjur, Jawa Barat, belum menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) demam berdarah dengue (DBD). Sepanjang Januari hingga Juni 2020 tercatat 400 orang menjalani perawatan dan empat orang diantaranya meninggal dunia akibat DBD.

Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Cianjur Yusman Faisal mengatakan jumlah pasien DBD tahun ini, meningkat dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga

"Tahun lalu, pasien DBD meninggal tujuh orang dengan angka kasus pasien DBD di bawah 200 orang, sebagian besar kembali sembuh dan mendapat perhatian khusus dari tim medis di pusat layanan kesehatan terdekat," katanya, Jumat (26/6).

Hingga saat ini, masih rendahnya kasus pasien meninggal membuat pemkab belum menetapkan status KLB. Salah satu syarat KLB adalah jumlah kasus tahun ini harus dua kali dibandingkan tahun lalu.

Tercatat wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi di perkotaan dan Cianjur utara, masih mendominasi kasus DBD di Cianjur. Yusman  mengimbau warga menerapkan pola hidup sehat dan melakukan 3 M sebagai upaya membunuh jentik nyamuk dan tidak mudah bersarang.

"Kami terus menggalakkan pola hidup sehat bagi warga, menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan gerakan 3 M. Langkah tersebut sebagai upaya antisipasi berkembang biaknya jentik nyamuk aides agepty yang membawa DBD," katanya.

Sementara data yang diperoleh dari RSUD Cianjur, sepanjang 2020, tercatat ada 390 pasien DBD yang menjalani perawatan. Pasien yang banyak masuk dengan kasus DBD ada bulan Maret dengan jumlah 124 pasien.

Sedangkan Januari terdapat 74 pasien, Februari 87 pasien, April tercatat 58 pasien, Mei sebanyak 32 pasien dan Juni ada 15 pasien yang menjalani rawat inap. Sebagian besar pasien tersebut sembuh dan mendapat perhatian khusus dari tim kesehatan pusat layanan kesehatan terdekat.

"Dari sekian banyak pasien yang masuk tercatat dua orang pasien yang menjalani perawatan pada bulan Maret meninggal dunia, satu orang pada pada bulan April dan Mei, sehingga pasien meninggal berjumlah empat orang," kata Direktur Utama RSUD Cianjur Ratu Tri Yulia melalui Kepala Sub Bagian Humas RSUD Sayang Cianjur Diana Wulandara.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement