Jumat 26 Jun 2020 10:40 WIB

Emil Sebut Sektor Pertanian Menjanjikan di Era New Normal

Emil minta milenial mulai kembangkan pertanian.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Petani memetik kopi robusta di Kawasan Kaki Gunung Galunggung, Kampung Ciakar, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Ahad (21/6/2020). Lhan seluas 30 hektare milik Perhutani yang ditanami kopi robusta dan arabika oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kelompok Galunggung Jaya, baru bisa memproduksi 1,5 ton dari luas lahan dua hektare dengan bagi hasil sebesar 25 persen perhutani dan 75 persen untuk petani, dan Kelompok Galunggung Jaya juga mengembangkan argo wisata kopi
Foto: ANTARA/ADENG BUSTOMI
Petani memetik kopi robusta di Kawasan Kaki Gunung Galunggung, Kampung Ciakar, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Ahad (21/6/2020). Lhan seluas 30 hektare milik Perhutani yang ditanami kopi robusta dan arabika oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kelompok Galunggung Jaya, baru bisa memproduksi 1,5 ton dari luas lahan dua hektare dengan bagi hasil sebesar 25 persen perhutani dan 75 persen untuk petani, dan Kelompok Galunggung Jaya juga mengembangkan argo wisata kopi

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menawarkan para milenial dan generasi di bawahnya (Gen Z) sukses dengan mengembangkan pertanian. Menurutnya, agrikultur atau pertanian merupakan salah satu sektor paling menjanjikan di era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). 

Terbukti, kata dia, data pertanian merupakan bidang paling tahan diterpa pandemi COVID-19. Di saat sektor lain seperti jasa dan manufaktur pertumbuhannya turun hingga 4 persen, COVID-19 menggerogoti pertumbuhan pertanian hanya 0,9 persen saja atau kurang dari 1 persen.

Baca Juga

"Kaum milenial dan Gen Z bisa mulai mengembangkan komoditas Jabar yang tengah naik daun," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Jumat (26/6).

Emil mencontohkan, komoditas yang naik daun itu seperti kopi, tembakau, teh dan karet. "Tanah Jabar, merupakan salah satu tanah tersubur di dunia menurut hasil penelitian," katanya.

Emil mengatakan, pertanian atau agrikultur yang dipadukan dengan teknologi tepat guna melalui program Desa Digital dapat menjadi masa depan Jabar pasca COVID-19. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat khususnya generasi muda, untuk kembali ke desa tapi dengan pendekatan digital.

Selain membuka peluang usaha baru, kembali ke desa juga menghindarkan masyarakat dari penularan penyakit yang berpusat di pusat kota seperti Jakarta.

“Kita lagi kampanye, udahlah jangan ngantor (mencari kerja) di Jakarta lagi, ‘ngantornya’ di Jawa Barat saja jauh dari penyakit, lahannya indah bisa produktif,” katanya.

Emil menilai, pelajaran dari COVID-19, kembali ke desa. Tinggal di desa, rezeki kota, bisnisnya mendunia. "Itu slogan baru, karena desanya sudah desa digital, jadi tinggal di desa menjauhi penyakit, rezeki kota karena bisa online, dan mendunia karena sudah terkoneksi,” katanya.

Selain itu, Emil mengungkapkan bahwa Menteri BUMN RI Erick Thohir akan menggabungkan dua BUMN dengan aset tanah terbesar di Jabar, yakni PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan Perhutani. Dengan demikian, kaum milenial memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mulai mengolah lahan.

“Hasil penelitian, tanah Jawa Barat salah satu yang tersubur di dunia, sehingga menanam apa saja insyaallah berbuah dengan hasil yang maksimal," katanya.

Jabar, kata dia, punya komoditas-komoditas yang besar, kopi sedang naik daun, tembakau juga, karet, dan lain-lain. Milenial, bisa ikut mengembangkan karena tanah di Jawa Barat masih luas.

“Pak Erick Thohir juga sedang menyiapkan penggabungan antara PTPN dan Perhutani untuk dijadikan satu BUMN tanah, sehingga menanam apapun di Jawa Barat itu baik,” pungkasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement