Jumat 26 Jun 2020 00:14 WIB

KemenPUPR Gandeng Undip Bangun Perumahan MBR di Kendal

Ini merupakan kolaborasi antara akademisi, dunia usaha, komunitas, dan pemerintah.

Peluncuran perumahan khusus MBR di Kendal, Jawa Timur.
Foto: Dok. Pri
Peluncuran perumahan khusus MBR di Kendal, Jawa Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, KENDAL - Masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di Kabupaten Kendal, Jawa timur kini memiliki harapan untuk tinggal 

di rumah layak huni milik sendiri. Hal itu dimungkinkan oleh upaya pemerintah daerah Kabupaten Kendal untuk memfasilitasi kolaborasi antara akademisi, dunia usaha, komunitas, dan pemerintah atau yang disebut kolaborasi ABCG (Academy – Business – Community – Government) untuk memperkuat implementasi program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS). 

Program BSPS adalah program unggulan Kementerian PUPR untuk mengatasi sulitnya MBR memiliki rumah layak huni. Kolaborasi ABCG di Kendal melibatkan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang selaku pihak akademisi serta Bank BTN mewakili kelompok bisnis selaku pemberi kredit mikro untuk penyediaan lahan. Selain itu ada juga komunitas yang tergabung dalam paguyuban sebagai kelompok masyarakat penerima manfaat 

yang memastikan pencarian lahan dan seluruh proses pembangunan serta memastikan semua 

anggota mematuhi aturan kelompok terutama membayar angsuran tepat waktu dan Pemda Kendal yang memfasilitasi semua kolaborasi dan pembangunan. 

Di tingkat pusat, Kementerian PUPR memastikan penyaluran bantuan perumahan tepat sasaran dan memenuhi kriteria yang sudah ditentukan. Menurut Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kabupaten Kendal M. Noor Fauzie ST MT, Kabupaten Kendal menghadapi masalah perumahan yang tidak ringan. 

Saat ini, terdapat backlog atau defisit pengadaan rumah sejumlah 40.089 unit dan terdapat 43.737 rumah tidak layak huni. 

Kebanyakan masalah utama sulitnya MBR memiliki rumah layak huni adalah daya beli yang rendah, terbatasnya skema pendanaan pengadaan rumah untuk MBR dan hampir tidak mungkin MBR memiliki akses ke lembaga keuangan formal seperti perbankan. 

“Akibatnya sulit bagi mereka memiliki rumah bila tidak difasilitasi,” kata Noor Fauzie, Kamis (25/6). Skema BSPS, kata dia,memungkinkan 

golongan MBR untuk mengakses bantuan pembangunan rumah dengan syarat penerima bantuan sudah memiliki tanah hak milik, pengadaan tanah inilah yang difasilitasi untuk mendapatkan kredit mikro tanpa agunan dari BTN. 

Dengan kolaborasi ABCG, saat ini 63 kepala keluarga  di Kendal yang berpenghasilan di bawah Rp 2,6 juta perbulannya sudah menempati kawasan perumahan baru di daerah Curugsewu yang diberi nama Perumahan Komunitas Curugsewu Asri. Dengan dana hibah PSBS Rp 30 juta untuk pembangunan rumah dan Rp 36 juta pinjaman KPR BTN untuk pembelian lahan mereka dapat memilik rumah tipe 36 di atas lahan 84 meter persegi. 

"Mereka tinggal mencicil sekitar Rp 571 ribu perbulan selama 10 tahun. Keberhasilan ini mendorong pemerintah Kabupaten Kendal untuk memperluasan cakupan penerima manfaat di 6 kawasan berbeda dengan pendekatan yang sama," kata dia.

Praktik baik yang merupakan pilot proyek di Kabupaten Kendal ini telah dikupas tuntas dalam webinar bertajuk Kolaborasi ABCG dalam Penyediaan Perumahan MBR Kabupaten Kendal yang berlangsung pada Kamis, 25/06 mulai dan disiarkan secara live di saluran Youtube POKJA PPAS. 

Selain Noor Fauzie, tampil narasumber lain yaitu Kasubdit Perumahan, Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman BAPPENAS Nurul Wajah 

Mujahid ST MPA, Ahli Madya Direktorat Rumah Swadaya Kementerian PUPR Kresnariza Harahap ST MEng Sc, Kepala Pusat Riset Inclusive Housing and Urban Development FT Undip Dr. Ing. Asnawi Manaf. Kemudian, Investor Relations and Research Devision Head Bank BTN Winang Budoyo SE MEconSt.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement