Kamis 25 Jun 2020 19:12 WIB

Unhas akan Rapid Test Seluruh Dosennya

Unhas menerima 4.000 alat tapid test bantuan dari Gugus Tugas Provinsi Sulsel.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu menerima secara simbolis alat rapid test yang diserahkan oleh Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Kamis (25/6)
Foto: Dok Humas Unhas
Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu menerima secara simbolis alat rapid test yang diserahkan oleh Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Kamis (25/6)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Hasanuddin kembali menerima ribuan alat kesehatan penanganan Covid-19 dari Gugus Tugas Provinsi Sulawesi Selatan. Penyerahan alat kesehatan penanganan Covid-19 tersebut diserahkan langsung oleh Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah kepada Rektor Unhas Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu.

Alat kesehatan tersebut berupa masker non-medis 3.000 buah, APD UEA 2.500 buah, masker N95 100, Googless 1.000 buah dan alat rapid test sebanyak 4.000 unit. "Bantuan ini akan kami manfaatkan dengan baik. Terutama 4.000 alat rapid test tersebut akan kami gunakan untuk kembal melakukan test kepada para dosen di Unhas. Ini menjadi wujud sinergi yang sudah kita bangun bersama pemerintah. Kami harap, dengan kolaborasi tersebut membantu upaya pemerintah dalam menekan laju penyebaran Covid-19," kata Dwia dalam keterangannya, Kamis (25/6). 

Baca Juga

Sebelumnya Unhas telah melakukan test massal kepada para pegawai dan tenaga kependidikan. Unhas berencana untuk melanjutkan test kepada para dosen. Selain sebagai upaya pencegahan, tes juga sebagai langkah edukasi kepada masyarakat luas yang menolak rapid test.

Dwia mengatakan, pihaknya ingin memberikan contoh ke masyarakat bahwa rapid test bukan hal yang harus ditolak. Apabila terbukti positif Covid-19, bukanlah sebuah aib. Justru, menurut dia, masyarakat yang berani memastikan kesehatan dirinya dari Covid-19 adalah pahlawan yang melindungi orang-orang di sekitar.

"Makanya kemarin kita lakukan rapid test kepada 2.000 pegawai secara massif, kita ingin menunjukkan bahwa ayo kita sterilkan. Kalau kita mau memutuskan mata rantai, kita bersihkan institusi terdekat atau lingkungan sekitar kita," kata dia. 

Lebih lanjut, ia mengatakan, rapid test untuk para dosen di Unhas menjadi bentuk kesiapan Unhas menerima calon mahasiswa baru. Apalagi dalam waktu dekat akan diselenggarakan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) yang mana para panitia yang terlibat didominasi oleh para dosen.

"Momen baik juga, rencananya 5 hingga 13 Juli akan berlangsung UTBK. Panitianya para dosen, kasihan jika para peserta yang dalam keadaan sehat tersebut harus tertular jika di antara panitia ada yang terindikasi positif. Jika terdeteksi dini kita bisa melakukan upaya pencegahan," kata Dwia menambahkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement