Kamis 25 Jun 2020 16:36 WIB

PPDB Bikin Orang Tua Galau, Anak Didik Stres

Setiap tahun masa PPDB selalu diwarnai sengkarut problematika.

Seorang guru membantu wali murid mengisi data saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) daring jalur zonasi tingkat SMP di SD Negeri Pesantren 2, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (25/6/2020). Sejumlah SD di daerah itu membuka layanan bantuan pendaftaran PPDB daring ke jenjang SMP kepada alumninya agar tidak terjadi kesalahan dalam mendaftar karena kekurangtahuan wali murid. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/nz
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Seorang guru membantu wali murid mengisi data saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) daring jalur zonasi tingkat SMP di SD Negeri Pesantren 2, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (25/6/2020). Sejumlah SD di daerah itu membuka layanan bantuan pendaftaran PPDB daring ke jenjang SMP kepada alumninya agar tidak terjadi kesalahan dalam mendaftar karena kekurangtahuan wali murid. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/nz

REPUBLIKA.CO.ID, Hampir setiap tahun masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) selalu diwarnai sengkarut problematika. Mulai dari aturan zonasi dan lain sebagainya. Tak ayal, orang tua siswa kewalahan bahkan tak sedikit anak-anak stres karena tak bisa masuk sekolah favorit.

Ada pula yang tak kebagian jatah hingga akhirnya memilih tak melanjutkan sekolah. Pemandangan yang seolah terjadi berulang ini seyogianya dijadikan bahan evaluasi. Kiranya, ada cara lain yang tentu tak bikin galau orang tua dan para peserta didik.

Apalagi, di tengah situasi pandemi seperti hari ini, semua aktivitas publik harusnya masih perlu dibatasi. Namun, karena ruwetnya syarat masuk sekolah membuat masyarakat harus sering berada di luar rumah. Tentu ini amat berbahaya, utamanya bagi daerah yang masih masuk dalam kategori zona merah.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement