Kamis 25 Jun 2020 16:17 WIB

IHSG Ditutup di Zona Merah, Saham BUMN Perbankan Babak Belur

Saham perbankan terkoreksi cukup dalam.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan melintas di bawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia. Saham perbankan terkoreksi cukup dalam  dalam perdagangan hari ini, Kamis (25/6).
Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA
Karyawan melintas di bawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia. Saham perbankan terkoreksi cukup dalam dalam perdagangan hari ini, Kamis (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada penutupan perdagangan hari ini, Kamis (25/6). Indeks saham melemah 1,37 persen atau berkurang 68 poin ke posisi 4.896,73.

Saham perbankan terkoreksi cukup dalam khususnya milik emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Suntikan dana dari pemerintah sebesar Rp30 triliun tidak cukup mampu membuat saham perbankan pelat merah merah ini bertahan di teritori hijau.

Baca Juga

Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) terpantau turun 1,92 persen. Sedangkan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) masing-masing melemah lebih dari 2 persen. Sedangkan PT Bank Negara Indonesi Tbk (BBNI) anjlok hingga 4,01 persen.

Analis Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi mengatakan, melemahnya saham perbankan BUMN lebih karena mendapat pengaruh dari sentimen eksternal. "Suntikan dana pemerintah itu positif, hanya saja pesimisme datang dari global dan regional," kata Lanjar kepada Republika.co.id, Kamis (25/6).

Adapun sejumlah sentimen yang membayangi pergerakan pasar saham yaitu proyeksi ekonomi global dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang menaksir akan kontraksi lebih dalam. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kepercayaan investor.

Potensi mengeruhnya tensi perdagangan yang melebar ke Eropa juga cukup membebani pasar. Hal ini ditambah pula dengan kekhawatiran gelombang kedua penyebaran Covid-19.

Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengakui, perbankan merupakan sektor yang merasakan dampak cukup besar dari pandemi ini. Namun di sisi lain, sektor ini bakal lebih dulu pulih ketimbang sektor lainnya.

"Saat bisnis dan ekonomi mulai membaik, perbankan akan menerima pembayaran kredit, sehingga akan lebih cepat pulih dari yang lain," tutur Hans.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement