Selasa 23 Jun 2020 19:07 WIB

Jelang Akhir PSBB, PDP di Indramayu Terus Meningkat

Jumlah PDP itu meningkat dibandingkan hari-hari sebelumnya.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas menertibkan pedagang kaki lima yang masih berjualan di jalan Yos Sudarso, Indramayu, Jawa Barat (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Petugas menertibkan pedagang kaki lima yang masih berjualan di jalan Yos Sudarso, Indramayu, Jawa Barat (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Pemberlakukan Pembatasan sosial Berskala Besar (PSBB) Proporsional akan berakhir pada 26 Juni 2020. Namun, kasus pasien dalam pengawasan (PDP) maupun orang dalam pemantauan (ODP) terus mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir.

Berdasarkan data yang dirilis Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Indramayu, hingga Selasa (23/6), jumlah total PDP mencapai 224 orang. Dari jumlah itu, 24 pasien dalam pengawasan, 136 pasien sembuh dan 64 pasien meninggal dunia.

Baca Juga

Jumlah PDP itu meningkat dibandingkan hari-hari sebelumnya. Pada Senin (22/6), total jumlah PDP mencapai 219 orang, pada Sabtu (20/6) tercatat ada 217 orang dan pada Jumat (19/6) ada 215 orang. Sedangkan jumlah total ODP hingga Selasa (23/6), tercatat ada 1.129 orang. Dari jumlah tersebut, 236 orang masih dalam pemantauan dan 893 orang dinyatakan selesai pemantauan.

Jumlah ODP itupun meningkat dibandingkan hari-hari sebelumnya. Pada Senin (22/6), total jumlah ODP mencapai 1.124 orang, pada Sabtu (20/6) tercatat sebanyak 1.115 orang dan Jumat (19/6) ada 1.109 orang.  

Sementara itu, untuk jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19, hingga Selasa (23/6) tercatat ada 31 orang. Dari jumlah itu, sembilan pasien masih dalam perawatan di ruang isolasi rumah sakit, 18 pasien sembuh dan empat pasien meninggal dunia.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Indramayu, Deden Bonni Koswara, pun mengenalkan strategi perang dalam melawan Covid-19 kepada masyarakat Indramayu. Strategi itu yakni dengan mengenali musuh dan mengenali diri sendiri.

Deden menjelaskan, musuh yang harus dikenali dan dilawan saat ini adalah Covid-19. Penyebaran virus itu melalui percikan ludah ketika bicara/batuk, benda terkontaminasi dan menyentuh permukaan benda terkontaminasi. "Pencegahan yang paling efektif untuk melawan musuh itu yakni menggunakan masker, menjaga jarak dan rajin cuci tangan menggunakan sabun/hand sanitizer," kata Deden.

Selain mengenali musuh, lanjut Deden, strategi yang kedua yakni dengan mengenali diri sendiri.  Dia menjelaskan, di dalam tubuh seseorang, terdapat faktor imunitas. Meski demikian, harus pula diingat adanya 'viral load' yaitu banyaknya virus yang memasuki tubuh seseorang.

Deden menerangkan, jika seseorang terpapar virus, maka imunitas fase satu di tubuh akan muncul pertama kali. Jika viral load sedikit, maka virus tersebut akan mudah teratasi dan akan muncul lagi imunitas fase dua yang lebih kuat dan stabil dalam menghadapi penyebaran virus tersebut sehingga tidak akan menimbulkan gejala.

"Tetapi jika viral load-nya banyak, maka tubuh kita tidak akan mampu menahan laju serangan virus tersebut. Sehingga akan merusak sistem tubuh kita. Akibatnya akan mempercepat proses terjadinya penyakit sampai menimbulkan kematian," tutur Deden.

Untuk itu, diperlukan pemakaian masker, jaga jarak, hindari kerumunan dan sering cuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer supaya terhindar dari paparan virus dari orang yang menjadi carier. Dengan demikian, jikapun terpapar virus, maka viral load-nya sedikit. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement