Selasa 23 Jun 2020 14:11 WIB

Kasus Bertambah Setelah New Normal, Gubernur: Ikuti Protokol

Gubernur menyarankan warganya mengikuti rapid test sebelum melakukan perjalanan.

Rep: Febrian Fachri / Red: Friska Yolandha
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno kembali mengingatkan warganya agar mematuhi protokol kesehatan setiap beraktivitas di luar rumah di masa new normal. Irwan menyebut walau sudah new normal, Sumbar masih dihadapkan dengan adanya pandemi.
Foto: Republika/Febrian Fachri
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno kembali mengingatkan warganya agar mematuhi protokol kesehatan setiap beraktivitas di luar rumah di masa new normal. Irwan menyebut walau sudah new normal, Sumbar masih dihadapkan dengan adanya pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno kembali mengingatkan warganya agar mematuhi protokol kesehatan setiap beraktivitas di luar rumah di masa new normal. Irwan menyebut walau sudah new normal, Sumbar masih dihadapkan dengan adanya pandemi. 

"Silakan beraktivitas keluar rumah. Tapi ikutilah protokol Covid-19. Karena sekarang peluang bertemu orang sekarang semakin besar," kata Irwan Prayitno di Kantor Organda Sumbar, Selasa (23/6).

Baca Juga

New normal di Sumbar sudah diterapkan di seluruh kabupaten dan kota. Sesuai Peraturan Menteri Perhubungan nomor 41 tentang pengendalian transportasi, masyarakat sudah diperbolehkan beraktivitas kembali dengan syarat ikut protokol Covid-19.

Irwan menyarankan agar orang-orang yang melakukan perjalanan baik itu melalui perjalanan darat ataupun udara, harus mengikuti rapid test atau swab test. Itu dilakukan supaya dapat memastikan diri negatif Covid-19 saat melakukan perjalanan.

Hari ini, Selasa, ada tiga kabupaten dan kota di Sumbar mencatatkan kasus baru positif Covid-19. Masing-masing 2 orang dari Kota Padang Panjang dan Kabupaten Padang Pariaman dan 1 orang lainnya dari Kabupaten Solok Selatan.

Irwan tidak mempersoalkan adanya temuan kasus baru Covid-19 di Sumbar. Karena menurut dia, temuan kasus baru adalah hal yang baik di mana gugus tugas penanganan dapat segera melakukan tracking.

"Jangan dianggap ada tambahan kasus positif itu sebuah hal yang tidak baik. Itu baik dan kita bisa menangani dengan cepat," ujar Irwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement