Selasa 23 Jun 2020 12:20 WIB

Kadispenal: Prajurit Marinir Pelaku Penusukan TNI AD

Saat ini penyelidikan terhadap terduga pelaku sedang diproses di polisi militer.

Rep: Erik PP/Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama, Mohamad Zaenal.
Foto: Dok TNI AL
Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama, Mohamad Zaenal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Markas Besar Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (Mabesal) membenarkan pelaku penusukan terhadap anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) Pekojan, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Serda Saputra, pada Senin (22/6) dini hari WIB adalah prajurit Marinir. Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama M Zaenal mengatakan, pelaku yang merupakan prajurit Marinir itu kini diproses oleh Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal).

"Menyikapi pemberitaan tentang peristiwa yang mengakibatkan meninggalnya prajurit TNI AD di Tambora, Jakarta Barat. Terduga pelaku sudah ditangkap, dan benar bersangkutan adalah prajurit Marinir TNI AL. Saat ini sedang dilaksanakan proses penyelidikan di polisi militer," kata Zaenal saat dikonfirmasi pada Selasa (23/6).

Hal itu juga menguatkan pendapat yang disampaikan Panglima Kodam Jayakarta (Pangdam Jaya), Mayjen Eko Margiyono, yang menyebut pelaku pembunuhan terhadap Babinsa Pekojan sudah diamankan. "Pelakunya sudah ditangkap dan saat ini ditahan," kata Eko saat dikonfirmasi Republika pada Senin (22/6) malam WIB.

Komandan Kodim (Dandim) 0503/Jakarta Barat, Kolonel (Kavaleri) Valian Wicaksono Magdi, menjelaskan, pelaku penganiayaan terhadap Babinsa Pekojan, Serda Saputra, di depan Hotel Mercure Batavia, Jalan Kali Besar, Tambora, pada Senin dini hari WIB telah ditangkap aparat polisi militer. Valian tak memberi kepastian ketika disinggung apakah pelaku penusukan terhadap Serda Saputra hanya satu orang atau lebih.

"Dalam penyelidikan. Kita sudah lihat CCTV dan sebagainya, tapi nanti apakah yang lain terlibat atau gimana itu kan nanti dari hasil penyelidikan," kata Valian.

Dia menuturkan, kronologi penusukan itu bermula saat Serda Saputra bertugas di Hotel Mercure pada Senin dini hari WIB. Tiba-tiba, menurut dia, terjadi keributan di dalam hotel. Saat itu Serda Saputra berusaha menyelesaikan perselisihan tersebut.

Serda Saputra berusaha melerai aparat keamanan hotel dengan orang yang mengaku perwira karena kedua pihak bersitegang di depan pintu hotel. "Dia sedang bertugas. Saat itu memang ada orang tak dikenal tamu mengamuk di Mercure," ujar Valian.

Nasib nahas menimpa Serda Saputra. Saat berusaha mencegah keributan, justru dia menjadi korban tertusuk senjata tajam oleh pelaku. Hal tersebut menyebabkan dia meninggal dunia. Valian menyebut, Serda Saputra saat itu sedang mengamankan karantina mandiri dari pekerja migran Indonesia yang baru pulang dari luar, salah satunya ditempatkan di Grand Mercure Batavia.

Dalam kronologi insiden yang didapat Republika, pelaku yang mengaku sebagai perwira Marinir itu sempat mengeluarkan tembakan ke arah udara sebanyak tiga kali, sebelum Serda Saputra terkena luka di bagian dada dan punggung bawah. Sempat dilarikan ke Rumah Sakit Husada untuk menjalani peratawan medis, nyawa korban akhirnya tidak tertolong.

"Kita kan dilibatkan karena kita kan masuk dalam satgas tersebut. Jadi, ketika terjadi keributan, anggota kita mencoba menyelesaikan, tapi malah almarhum yang tertusuk," ujar Valian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement