Selasa 23 Jun 2020 07:57 WIB

Angka Kesembuhan Covid-19 di Depok Capai 62,26 Persen

Hingga Senin jumlah pasien sembuh terus bertambah sehingga totalnya menjadi 447

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Gita Amanda
Seorang anak melintas di dekat tembok yang dihiasi mural saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Depok, Jawa Barat, (ilustrasi).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Seorang anak melintas di dekat tembok yang dihiasi mural saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Depok, Jawa Barat, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Depok kembali merilis data terbaru perkembangan kasus virus corona (Covid-19). Berdasarkan data yang dirilis, Senin (22/6), jumlah pasien sembuh bertambah sebanyak tiga orang sehingga totalnya menjadi 447 orang atau mencapai 62,26 persen dari seluruh kasus konfirmasi positif yang ada.

“Alhamdulillah, pasien sembuh bertambah tiga orang lagi sehingga jumlah seluruhnya ada 447 orang atau 62,26  persen," ujar Wali Kota Depok, Mohammad Idris dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (22/6).

Baca Juga

Menurut Idris, penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 12 kasus yang berasal dari tindaklanjut program rapid test Kota Depok yang ditindaklanjuti dengan swab dan PCR di Laboratorium RS UI sebanyak 11 kasus dan satu kasus berdasarkan informasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat (Jabar).

"Adapun kasus konfirmasi yang sembuh hari ini bertambah tiga orang menjadi

447 orang atau 62,26 persen dari seluruh kasus konfirmasi positif yang ada di Kota Depok," terangnya.

Dia menambahkan, selanjutnya untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) yang selesai pemantauan hari ini pun bertambah 43 orang dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) 46 orang, sedangkan untuk Pasien Dalam Pengawasan  (PDP) yang selesai pengawasan bertambah 10 orang.

"Untuk PDP yang meninggal saat ini berjumlah 104 orang, tidak terdapat penambahan dibanding hari sebelumnya. Status PDP tersebut merupakan pasien yang belum bisa dinyatakan positif atau negatif, karena harus menunggu hasil PCR, yang datanya hanya dikeluarkan oleh PHEOC (Public Health Emergency Operating Center) Kemenkes," pungkas Idris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement