Selasa 23 Jun 2020 06:45 WIB

UMM Bahas Pembelajaran Sastra di Masa Pandemi

Guru harus terlebih dahulu memahami dan mencintai sastra

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Universitas Muhammadiyah Malang menggelar webinar pembelajaran sastra di masa pandemi Covid-19.
Foto: .
Universitas Muhammadiyah Malang menggelar webinar pembelajaran sastra di masa pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Himpunan Sarjana Kesusastraan Indonesia Malang bersama dengan Lembaga Kebudayaan dan Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menyelenggarakan kegiatan Webinar Sastra dan Pandemi Seri #1. Kegiatan yang berlangsung dua jam ini mengangkat tema “Pembelajaran Sastra di Masa Pandemi”.

Acara webinar dengan jumlah peserta lebih kurang 350 ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Beberapa di antaranya seperti Kediri, Gresik, Bondowoso, Jombang, Jakarta bahkan Sulawesi. Acara daring ini berisi tentang pemahaman kepada pendidik, calon pendidik dan pelajar dalam menjalani kegiatan belajar mengajar daring, khususnya pembelajaran sastra selama masa pandemi Covid-19.

Baca Juga

Pemateri utama di Webinar Sastra dan Pandemi Seri #1 antara lain Profesor Djoko Saryono. Ada pula empat narasumber lainnya yang menjadi penunjang terselenggaranya acara webinar seri #1. Pemateri yang dimaksud, yakni Sudibyo, Umi Salamah, Sri Wahyuni dan Daroe Iswatiningsih.

Pemateri sekaligus Guru SMAN 10 Malang, Sudibyo menjelaskan, mengenai best practice pembelajaran sastra di masa pandemi. Menurutnya, pandemi Covid-19 telah menyebabkan situasi serba sulit, panik dan berbahaya di dunia pendidikan. Sementara pembelajaran sastra memang tidak mampu memberikan pengobatan, keuangan dan jaminan keamanan.

“Tapi, kita bisa ikut berperan membantu, menemukan dan merawat daya hidup, mengajak melihat kemungkinan. Menyemangati upaya saling menguatkan, berempati dan menyelamatkan,” jelasnya, dalam keterangan pers yang diterima Republika, Senin (22/6).

Sementara itu, Dosen UMM Daroe Iswatiningsih memberikan tanggapan pertanyaan partisipan mengenai penilaian e-Raport. Menurutnya, tidak semua kompetensi dasar (KD) di kurikulum harus diselesaikan dalam penilaian saat pandemi Covid-19. Jika seorang guru tidak bisa memenuhi semua KD, maka dia tidak boleh terbebani oleh aspek tersebut.

"Siswa memiliki semangat dalam belajar itu sudah capaian yang bagus,” katanya.

HISKI Malang bersama dengan Lembaga Kebudayaan dan Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia UMM melalui acara webinar sesi #1 ini banyak memberikan pengalaman, pengetahuan, dan pemahaman. Hal ini terutama mengenai peran guru yang harus terlebih dahulu memahami dan mencintai sastra sebelum mengharuskan peserta didiknya untuk mencintai dunia itu. Terlebih pada saat dan pascapandemi Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement