Senin 22 Jun 2020 19:45 WIB

Kota di Arab Saudi Terasa Hidup Usai Jam Malam Dicabut

Arab Saudi mulai melonggarkan pembatasan secara bertahap.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Teguh Firmansyah
Arab Saudi mulai mengembangkan layanan kesehatan tanpa turun (lantatur/drive-thru) untuk memastikan terjaganya jarak sosial bagi pasien yang mengidap penyakit kronis di Jeddah.
Foto: Arab News/Mohammed Qenan Al-Ghamdi
Arab Saudi mulai mengembangkan layanan kesehatan tanpa turun (lantatur/drive-thru) untuk memastikan terjaganya jarak sosial bagi pasien yang mengidap penyakit kronis di Jeddah.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Warga Arab Saudi untuk pertama kalinya keluar rumah pada Ahad (21/6) malam, setelah pemerintah mencabut jam malam. Pemerintah Saudi memberlakukan pembatasan sosial secara ketat, termasuk jam malam selama kurang lebih tiga bulan untuk mencegah penularan virus Corona jenis baru atau Covid-19.

Saudi mulai melonggarkan pembatasan secara bertahap dan telah membuka sejumlah aktivitas bisnis. Pemerintah juga telah mencabut pemberlakuan jam malam sepenuhnya pada Ahad. "Segera setelah kami mendengar bahwa jam malam telah berakhir, kami segera menghubungi orang-orang untuk keluar," kata ujar seorang warga Hesham Mahros.

Baca Juga

Mahros merupakan salah satu anggota kelompok sepeda motor Harley Davidson. Setelah jam malam dicabut, dia langsung menghubungi teman-temannya untuk berkumpul bersama di ibu kota Riyadh.

"Seperti hidup kembali, ini perasaan yang berbeda," ujar Mahros.

Beberapa restoran menggelar pertunjukan musik untuk menandai pertama kalinya pusat keramaian kembali hidup setelah tutup selama tiga bulan. Seorang pelayan di restoran Alkofeah, Ahmad Moaead mengaku sangat bahagia dengan pelonggaran lockdown dan pencabutan jam malam.

"Kami sangat bahagia, kami bernyanyi dengan pelanggan kami dan bersenang-senang untuk merayakan kembalinya kehidupan normal di Riyadh dan di seluruh negara," kata Moaead.

Meski aktivitas bisnis kembali berjalan, pemerintah Saudi tetap melarang pertemuan sosial yang dihadiri lebih dari 50 orang. Selain itu, Saudi masih menutup perbatasan, dan menangguhkan perjalanan internasional termasuk umroh dan haji.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement