Senin 22 Jun 2020 13:22 WIB

Proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta Tunggu IPL Sri Sultan

setelah IPL turun maka proses pematokan "rute of way" (ROW) akan dilakukan.

Kendaraan melintas di salah satu ruas Jalan Tol Trans Jawa Semarang-Solo, Jawa Tengah
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Kendaraan melintas di salah satu ruas Jalan Tol Trans Jawa Semarang-Solo, Jawa Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Satuan Kerja (Satker) Pelaksana Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Tol Yogyakarta-Solo saat masih menunggu turunnya izin penetapan lokasi (IPL) dari Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X.

"IPL Jalan Tol Yogyakarta-Solo ditargetkan dapat turun pada Juli tahun ini," kata Staf Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Satker Pelaksana Jalan Bebas Hambatan (PJBH) Tol Yogyakarta-Solo Galih Alfandi di Yogyakarta, Senin (22/6).

Menurut dia, setelah IPL turun maka proses pematokan "rute of way" (ROW) dan tahapan lainnya mulai pengukuran ricikan, inventarisasi bangunan dan tanaman pematokan ROW, musyawarah harga, pembayaran hingga pelepasan hak serta sertifikasi bisa dilakukan.

"Penyelesaian konsultasi publik yang sempat tertunda akibat pandemi Covid-19 sudah selesai dilakukan. Setelah seluruh tahapan konsultasi publik selesai, kami masih menunggu terbitnya IPL," katanya.

Ia mengatakan, diharapkan IPL bisa turun pada Juli sesuai target tahapan rencana pembangunan jalan yang sudah dijadwalkan. Jika IPL sudah diterbitkan maka seluruh kegiatan lanjutan terkait proyek tersebut akan dilanjutkan sesuai protokol kesehatan.

"Setiap kegiatan nantinya, kami tentu menerapkan protokol kesehatan. Mulai memakai masker, cuci tangan dan lainnya," katanya.

Proses konsultasi publik jalan tol Yogyakarta-Solo terpaksa dihentikan saat pandemi Covid-19 pada Maret lalu. Dari 13 desa yang dilewati tol Yogyakarta-Solo hanya delapan desa yang saat itu belum menggelar konsultasi publik. Delapan desa tersebut meliputi Desa Tirtomartani, Maguwoharjo, Condongcatur, Caturtunggal, Sariharjo, Sinduadi, Trihanggo dan Tlogoadi.

Kepala Dinas Dispertaru DIY Krido Suprayitno mengatakan kelanjutan konsultasi publik selama pandemi Covid-19 dilakukan dengan tidak mengumpulkan warga tetapi digelar secara "door to door".

"Delapan desa tersisa yang terkendala situasi dan kondisi pandemi Covid-19 sudah selesai pelaksanaan konsultasi publiknya. Kami tetap memerhatikan prosedur protokol kesehatan. Hasilnya baru saya rekap," kata Krido.

Krido mengatakan, dengan skema konsultasi publik seperti itu ke depan diharapkan tahapan-tahapan kegiatan rencana pembangunan jalan tol Yogyakarta-Solo tidak terganggu atau masih sesuai jadwal yang ditentukan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement