Senin 22 Jun 2020 07:38 WIB

RI-Malaysia Sepakat Bikin Koridor Perjalanan Wisata Bersama

RI-Malaysia kerja sama dalam upaya bersama bangkit dari Covid-19 di sektor pariwisata

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Esthi Maharani
Rombongan wisatawan asal Malaysia mengunjungi Rumah Adat Aceh menjelang penutupan sejumlah objek wisata di Banda Aceh, Aceh, Selasa (17/3/2020). Pemerintah Aceh menutup sejumlah objek wisata bagi pengunjung selama 14 hari terhitung tanggal 17/3/2020 untuk pencegahan virus COVID-19.
Foto: Antara/Ampelsa
Rombongan wisatawan asal Malaysia mengunjungi Rumah Adat Aceh menjelang penutupan sejumlah objek wisata di Banda Aceh, Aceh, Selasa (17/3/2020). Pemerintah Aceh menutup sejumlah objek wisata bagi pengunjung selama 14 hari terhitung tanggal 17/3/2020 untuk pencegahan virus COVID-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia bersama Malaysia sepakat bekerja sama di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif dalam upaya membangun kembali sektor tersebut di masing-masing negara yang terpukul akibat pandemi Covid-19. Salah satunya dengan membangun koridor perjalanan wisata bersama.

"Indonesia dan Malaysia memiliki sejarah yang panjang dalam kerja sama di berbagai sektor terutama pariwisata. Sehingga, sangat penting bagi kami untuk bersama-sama meningkatkan kerja sama dalam upaya bersama bangkit dari Covid-19," kata Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, Nia Niscaya dalam pernyataannya dikutip Republika.co.id, Senin (22/6). 

Covid-19 membawa perubahan mendasar bagi wisatawan dalam melakukan bepergian ke depannya. Untuk bepergian antarnegara, wisatawan akan cenderung lebih memilih bepergian dalam perjalanan dengan waktu yang tidak terlalu lama (short haul).

Nia menjelaskan, kerja sama yang bisa dijalankan adalah bagaimana mendapatkan kepercayaan dunia bahwa kedua negara ini telah berhasil mengontrol penyebaran virus corona dan sepakat untuk menciptakan sebuah koridor perjalanan.

"Kita harus dapat memastikan penanganan Covid-19 di masing-masing negara telah teratasi dengan baik. Hal ini penting untuk dapat menimbulkan rasa kepercayaan wisatawan dari masing-masing negara fokus pasarnya. Trust is the new currency dalam masa kenormalan baru,” kata Nia.

Kemenparekraf telah menyiapkan handbook yang mengacu kepada standar global sebagai panduan teknis untuk pelaku usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Dengan diterapkannya protokol dengan baik, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan wisatawan. Hal ini sangat penting karena kepercayaan wisatawan adalah kunci dalam percepatan pemulihan.

"Penerapan protokol Cleanliness, Health and Safety (CHS) menjadi program penting yang saat ini tengah dijalankan," kata Nia Niscaya.

Menteri Pariwisata, Seni & Budaya Malaysia, Dato' Sri Nancy Shukri, menuturkan, Indonesia dan Malaysia harus dapat meningkatkan kerja sama untuk dapat meningkatkan sektor pariwisata kedepan.

Untuk saat ini Malaysia masih akan lebih fokus dulu terhadap pasar domestik dengan berbagai program yang akan dijalankan. Selaras dengan penerapan protokol kesehatan yang juga akan dijalankan dengan ketat.

"Sektor pariwisata harus dapat beradaptasi dengan baik untuk dapat meningkatkan kembali kepercayaan wisatawan agar dapat melakukan perjalanan, tinggal lebih lama ke banyak destinasi," kata Dato' Sri Nancy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement