Ahad 21 Jun 2020 22:30 WIB

Pemkab Banyuwangi Tutup Sentra Kuliner tak Patuh Protokol

Ditemukan banyak pelanggaran yakni tidak mematuhi protokol kesehatan terkait Covid-19

Sentra Kuliner Pintar di Taman Blambangan Banyuwangi. (ilustrasi)
Foto: dokpri
Sentra Kuliner Pintar di Taman Blambangan Banyuwangi. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memutuskan menutup beroperasinya Kuliner Pintar di kawasan Taman Blambangan. Langkah itu ditempuh karena banyak ditemukan pelanggaran yakni tidak mematuhi protokol kesehatan terkait Covid-19, baik dari sisi pengunjung maupun pedagang.

Asisten Perekononomian dan Pembangunan Pemkab Banyuwangi Guntur Priambodo di Banyuwangi, Ahad (21/6) mengatakan bahwa sejak dibuka selama seminggu terakhir, gugus tugas terus melakukan pemantauan pelaksanaan sejumlah area publik sebagai percontohan kawasan yang diperbolehkan dibuka. "Dari hasil pemantauan kami, ternyata masih ditemukan banyak pelanggaran, baik yang dilakukan pengunjung maupun pedagang sendiri. Sehingga kami memutuskan untuk menutup kembali mulai malam ini sebagai bahan evaluasi," katanya.

Baca Juga

Pelanggaran yang dimaksud, menurutnya, pengunjung yang tidak menggunakan masker serta adanya kerumunan yang mengabaikan jaga jarak fisik. "Tadi kami evaluasi, pada Sabtu malam, Kuliner Pintar di Taman Blambangan ternyata ramai dikunjungi warga, sehingga terjadi kerumunan. Ini tidak sehat dan tidak aman untuk pengunjung maupun pedagang," ucapnya.

Guntur menyampaikan bahwa petugas dan pedagang sebenarnya sudah disosialisasikan untuk menciptakan kawasan wisata kuliner yang bersih dan sehat. Salah satunya harus ada kuota pengunjung untuk memenuhi syarat jaga jarak fisik. Namun, hal ini diabaikan.

"Oleh karena itu, kami akan menutup sementara area pusat jajanan di Taman Blambangan. Kami evaluasi bareng-bareng, mana yang harus kami lengkapi. Misalnya menambah petugas dan pengetatan protokol kesehatan. Ini kan masih fase simulasi, jadi kita masih terus melakukan perbaikan pelayanan," ujarnya.

Selain area kuliner, lanjut dia, gugus tugas juga melakukan pengawasan pada Taman Blambangan dan area publik lainnya, termasuk juga warung-warung makan. Hal itu karena masih ditemui pengelola dan warga yang tidak mematuhi standar kesehatan, seperti yang diimbau pemerintah.

"Setelah evaluasi, akan kami gelar lagi simulasi. Ini memang prosesnya, simulasi, evaluasi, simulasi lagi, hingga pelayanan berstandar kesehatan telah menjadi kebiasaan baru kita," tuturnya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengimbau kepada seluruh warga agar menaat imbauan pemerintah terkait pencegahan penyebaran COVID-19. Era normal baru, kata Anas, harus dimaknai bahwa warga boleh beraktivitas ekonomi, namun harus tetap patuh pada protokol kesehatan.

"Normal baru ini bukan berarti warga seenaknya saat beraktivitas di luar. Normal baru itu, justru warga harus mulai membiasakan diri dengan gaya hidup bersih agar terhindar dari virus corona. Pakai masker saat ke luar, perbanyak cuci tangan, dan jaga jarak atau jauhi kerumunan," kata Bupati Anas.

Azwar Anas meminta semua anggota gugus tugas untuk terus melakukan sosialisasi dan menggelar simulasi di tempat yang berpotensi terjadi kerumunan warga, mulai di ruang terbuka hijau, destinasi wisata hingga restoran dan warung makan.

"Kami optimistis menyambut normal baru. Kami memang harus bangkit kembali untuk menggeliatkan ekonomi daerah, namun perlu diingat, aktivitas ekonomi yang dilakukan rakyat saat ini harus memprioritaskan pada protokol kesehatan. Kalau tidak dipatuhi, penyebaran virus corona susah terkendali, situasi ekonomi akan susah bangkit kembali," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement