Ahad 21 Jun 2020 15:25 WIB

Seruan Boikot Produk China Menggema di India, Mungkinkah?

Sebanyak 83 responden bersedia boikot produk China.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Seorang lelaki India membakar foto presiden China Xi Jinping saat protes terhadap China di Ahmedabad, India, Selasa, 16 Juni 2020
Foto: AP/Ajit Solanki
Seorang lelaki India membakar foto presiden China Xi Jinping saat protes terhadap China di Ahmedabad, India, Selasa, 16 Juni 2020

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Ketegangan masih membekap hubungan India dengan Cina. Hal itu disebabkan bentrokan antara pasukan kedua negara di Lembah Galwan, Ladakh, pada 15 Juni lalu.

Sebanyak 20 pasukan India tewas dalam bentrokan tersebut. Pascaperistiwa itu, seruan untuk memboikot dan membekukan perdagangan dengan Cina menjalar di India. Dilaporkan laman Times of India, LocalCircles sempat membuat survei terkait hal ini.

Baca Juga

Sebanyak 8.000 responden yang tersebar di 235 distrik di India ditanya apakah mereka mau memboikot produk China mulai tahun depan? Sebanyak 83 persen responden menyatakan bersedia.

Mereka pun ditanya apakah mereka mau tidak membeli membeli dan menggunakan produk serta jasa perusahaan China seperti Xiaomi, Oppo, Vivo, One Plus, Club Factory, Aliexpress, Shein, Tik Tok, We Chat.

Sebanyak 58 persen responden menyatakan “Ya, tidak akan membeli mulai sekarang”. Kemudian 39 persen lainnya menjawab “Ya, tidak akan membeli mulai sekarang tapi tetap menggunakan produk yang telah dibeli”.

Hal itu menjadi representasi kecil bahwa masyarakat India siap melakukan pemboikotan terhadap produk China. Namun, menutup pintu bagi Cina untuk memasarkan produknya tidak akan menguntungkan India.

China merupakan mitra dagang terbesar kedua India. Sepanjang 2019-2020, nilai perdagangan kedua negara telah mencapai 77,9 miliar dolar AS atau sekitar 10,6 persen. Sementara jika digabung dengan Hong Kong, nilai perdagangan antara mereka sekitar 103,5 miliar dolar AS.

Angka itu melampaui nilai perdagangan India dengan AS yang mencapai 83 miliar dolar AS. Di sisi lain, India bisa dikatakan bukan merupakan mitra dagang China yang signifikan. Berdasarkan data tahun 2018, New Delhi menempati posisi ke-12 sebagai mitra dagang terbesar Cina.

AS, Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, dan Jerman adalah lima mitra teratas China. Menurut data United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) tahun 2018, 15,3 persen impor India datang dari Cina. Sementara India hanya memiliki 5,1 persen ekspor ke Negeri Tirai Bambu.

Meskipun transaksi perdagangan kedua negara tak seimbang, sulit untuk mengatakan apakah impor China merugikan India. Sebagai contoh, produk kimia China digunakan oleh India untuk meracik dan membuat obat-obatan yang produknya diekspor ke berbagai negara lain.

Oleh sebab itu, China dinilai tak akan mengalami kerugian signifikan jika India memboikot produk-produknya. Cina merupakan mitra dagang terbesar kedua India. Sementara India hanya mitra “kecil” Cina.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement