Ahad 21 Jun 2020 12:02 WIB

Konsumsi BBM di Surabaya Langsung Naik Setelah PSBB Berakhir

Masyarakat Surabaya raya sudah kembali beraktivitas di luar rumah.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nur Aini
Ratusan orang antre mengurus perpanjangan Surat Ijin Mengemudi (SIM) di layanan SIM keliling di Pasar Tambak Rejo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (9/6/2020). Layanan SIM keliling di tempat itu ramai dikunjungi warga untuk mengurus perpanjangan SIM saat dibuka kembali setelah ditutup selama tiga tahap Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya
Foto: Antara/Didik Suhartono
Ratusan orang antre mengurus perpanjangan Surat Ijin Mengemudi (SIM) di layanan SIM keliling di Pasar Tambak Rejo, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (9/6/2020). Layanan SIM keliling di tempat itu ramai dikunjungi warga untuk mengurus perpanjangan SIM saat dibuka kembali setelah ditutup selama tiga tahap Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Unit Manager Communication Relation and CSR Pertamina MOR V Jatimbalinus, Rustam Aji mengakui adanya peningkatan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) setelah tidak diperpanjangnya PSBB di wilayah Surabaya Raya. Meski demikian, Rustam menegaskan, stok BBM maupun elpiji untuk masyarakat di wilayah setempat masih aman.

Rustam mengungkapkan, pada masa transisi dari PSBB menuju era kenormalan baru, tepatnya mulai 9 hingga 20 Juni 2020, rata-rata konsumsi harian BBM jenis gasoline di wilayah Surabaya Raya sampai meningkat 19 persen dibandingkan pada masa PSBB. Konsumsi tercatat 2.500 kilo liter (KL) per hari dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya 2.100 KL per hari.

Baca Juga

"Hal ini sebagai indikasi sebagian masyarakat sudah kembali beraktivitas di luar rumah," ujar Rustam di Surabaya, Ahad (21/6).

Sedangkan untuk konsumsi BBM jenis gasoil (Biosolar dan Dex Series) di wilayah Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo, kata Rustam, peningkatan konsumsi hariannya mencapai 36 persen. Di mana jumlah konsumsi harian pada sepuluh hari terakhir sebanyak 1.300 KL per hari, dibandingkan rerata konsumsi masa PSBB yang hanya 960 KL per hari.

Rustam menegaskan, masyarakat tak perlu khawatir akan ketersediaan BBM dalam beraktivitas menyambut kondisi kenormalan baru. Menurutnya, yang terpenting masyarakat membeli BBM dalam jumlah yang wajar dan sesuai dengan peruntukkannya. Dia juga menyarankan masyarakat mulai beralih ke bahan bakar yang lebih berkualitas dan lebih ramah lingkungan.

Rustam menambahkan, untuk konsumsi elpiji di sektor rumah tangga pada masa transisi ke tatanan normal baru, tercatat sebesar lebih dari 860 metrik ton (MT) per hari. Artinya, ada peningkatan sebesar 12 persen dari rata-rata konsumsi masa PSBB sebesar 770 MT per hari.

Rustam mengaku, dengan meningkatnya aktivitas luar rumah masyarakat di masa transisi menuju kenormalan baru, Pertamina terus menerapkan standar protokol pencegahan Covid-19 di SPBU. Hal itu di antaranya menugaskan operator menggunakan pelindung wajah, dan mengatur posisi berdiri konsumen ketika mengisi BBM dalam jarak minimal satu meter.

Kontak fisik dengan konsumen juga diminimalisir untuk mengurangi potensi penularan Covid-19. Salah satunya dengan mempersiapkan mekanisme pembayaran non tunai, melalui aplikasi MyPertamina. Terdapat 152 SPBU di Surabaya Raya yang sudah menyediakan layanan nontunai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement