Sabtu 20 Jun 2020 10:10 WIB
Sungai Nil

Perebutan Aliran Air Sungai NIl Terus Berlanjut

Mesir, Sudan, dan Ethiopia terus berebut pasukan air sungai Nil.

Pantai Lokasi pertemuan Sungai Nil dan Laut Tengah
Foto: Aljazeera
Pantai Lokasi pertemuan Sungai Nil dan Laut Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir menyesalkan bahwa tidak ada kemajuan nyata dalam negosiasi yang sedang berlangsung atas bendungan Nil yang kontroversial karena adanya klaim sepihak Ethiopia yang dianggap mengabaikan hak negara lain, seperti Sudan dan Mesir.

seperti dikutip dari Saudigazette, pihak Menteri air dan irigasi Mesir, Sudan dan Ethiopia memulai pembicaraan virtual yang ditengahi Khartoum pada 9 Juni, Pembicaraan ini dilakukan di hadapan para pengamat internasional, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa, Afrika Selatan, dan Uni Afrika. Dan Sabtu ini dijadwalkan menjadi hari terakhir perundingan atas dibangunnya bendungan raksasa sungai Nil di Ethiopia (Grand Ethiopia Renaissance Dam/GERD).

Juru bicara Kementerian Sumber Daya Air dan Irigasi Mesir Mohammad Al-Sebai mengatakan bahwa Mesir selama ini telah menunjukkan banyak fleksibilitas terkait masalah pasokan air sungai Nil itu. Mesir pun mengaku banyak menerima menyetujui banyak kesepakatan, misalnya proposal yang adiajukan Sudan. Bahkan, proposan ini dianggap dapat berfungsi sebagai dasar untuk pembicaraan antara tiga negara yang terimbas langsung pada pasokan air sungai Nil itu.

Dia menambahkan bahwa Mesir dan Sudan telah menolak saran Ethiopia yang "mengkhawatirkan" tentang pengisian dan pengoperasian. Ini karena mencerminkan kurangnya kemauan politik Addis Ababa untuk mencapai kesepakatan yang adil mengenai proyek tersebut.

  • Keterangan gambar: Pembangunan bendungan raksasa sungai Nil di Ethiopia yang diributkan oleh Mesir dan Sudan.

Tak hanya itu, Mesir kemudian menamai visi Ethiopia sebagai "cacat teknis dan hukum". Mesir pun menyesali Ethiopia yang berusaha menguasai sumber daya air Sungai Nil secara sepenuhya, tanpa hirau atas nasib negara-negara yang berada di bagian hilir sungai ini.

Dia menambahkan bahwa Addis Ababa memang selama ini berharap bahwa Kairo dan Khartoum akan menandatangani kesepatakan yang tidak mengikat yang mengharuskan mereka menyerahkan hak atas air mereka. Ini artinya akan memberikan Ethiopia mempunyai kekuasaan mutlak untuk mengubah aturan pengisian bendungan secara sepihak.

Juru bicara Mesir itu pun mengecam posisi Ethiopia sebagai sikap yang "sangat disayangkan dan tidak dapat diterima". Dan sikap ethiopia dianggap tidak mencerminkan semangat kerja sama dan hubungan bertetangga yang baik di antara negara-negara Afrika, terutama yang harus berbagi sumber daya air sungai Nil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement