Jumat 19 Jun 2020 20:35 WIB

Ahli Ekonom Islam Diminta tak Hanya Berdiskusi

Wapres meminta ahli ekonomi Islam memperbanyak aksi nyata.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Indira Rezkisari
Wakil Presiden Maruf Amin meminta ahli ekonomi Islam berpartisipasi tanggulangi dampak pandemi Covid-19.
Foto: Republika/Prayogi
Wakil Presiden Maruf Amin meminta ahli ekonomi Islam berpartisipasi tanggulangi dampak pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) tidak hanya melakukan diskusi maupun pertemuan saja, tetapi memperbanyak aksi nyata dalam pemulihan sektor ekonomi. Sebab, pandemi Covid-19 telah benar-benar memberi dampak kepada perekonomian nasional.

"Hendaknya tidak hanya melakukan pertemuan-pertemuan, diskusi-diskusi, tetapi juga melakukan langkah-langkah, aksi-aksi nyata, mari kita ikut berpartisipasi menanggulangi apa yang dialami bangsa ini, akibat pandemi Covid-19,” kata Ma'ruf saat Halal Bihalal dan Silaturahmi Nasional IAEI melalui video confrence, Jumat (19/6).

Baca Juga

Ma'ruf menerangkan, pandemi Covid-19 telah membuat banyak orang kehilangan pekerjaan sehingga muncul kelompok miskin baru. Karena itu, saat ini, fokus penanganan Covid-19 tidak hanya pada sisi kesehatan, tetapi juga pada penanggulangan dampak ekonomi.

Karena itu, hal yang perlu dilakukan pertama adalah menghidupkan kembali usaha mikro, kecil menengah (UMKM). “Mereka yang paling terdampak oleh Covid-19 ini, kan mereka justru paling banyak menampung tenaga kerja, persentasenya jauh lebih besar,” kata Ma'ruf.

Untuk itu, Ma'ruf meminta IAEI mendorong bangkitnya keuangan dan ekonomi syariah di Indonesia. Seperti, bank-bank syariah, Baitul Maal wa Tamwil/Balai Usaha Mandiri Terpadu yang terdampak Covid-19.

"Ini perlu mereka dibangkitkan kembali, dipulihkan kembali daripada dampak ini. Ini barangkali peran yang memang dibutuhkan oleh kita pada saat sekang ini,” katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum IAEI Sri Mulyani Indrawati secara detil memaparkan bagaimana pandemi Covid-19 telah berpengaruh besar pada sektor ekonomi dan keuangan. Sri menjelaskan wabah Covid-19 telah menimbulkan gejolak di bidang pasar uang dan ekonomi yang serba tidak pasti.

"Ancaman Covid telah terlihat sangat nyata. Pada kuartal I, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pelemahan menjadi 2.97 persen. Memang masih positif, namun lebih rendah daripada pertumbuhan ekonomi yang biasanya di atas 5%," kata Sri Mulyani.

Ia menjelaskan, pada kuartal kedua sejalan dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berjalan lebih luas, pemerintah juga menjaga agar pandemi ini tidak menimbulkan masalah baru, yaitu krisis keuangan. Salah satunya krisis pada sektor ekonomi dan keuangan syariah.

Sri Mulyani pun meminta IAEI sebagai organisasi akademisi dan praktisi ekonomi dan keuangan syariah, turut berperan aktif pulihkan ekonomi terdampak Covid-19.

“Ekonomi dan keuangan syariah juga mengalami dampak yang tidak ringan. Oleh karena itu saya  meminta kepada seluruh jajaran dan anggota IAEI untuk turut berkontribusi mengatasi dampak pandemi Covid-19 kepada seluruh lapisan masyarakat,” kata Menteri Keuangan tersebut.

Hadir dalam acara tersebut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso dan perwakilan Dewan Pimpinan Wilayah IAEI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement