Jumat 19 Jun 2020 17:34 WIB

Ada Dokter Reisa, Yurianto Terbantu Edukasi Kebiasaan Baru

'Dokter Reisa banyak berbicara adaptasi kebiasaan baru, saya update data.'

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan yang juga Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto berpose di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (18/6/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan yang juga Juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19 Achmad Yurianto berpose di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (18/6/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru bicara Pemerintah pada Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengaku terbantu mengedukasi kebiasaan baru pada masyarakat di masa pandemi Covid-19 dengan keberadaan dokter Reisa Broto Asmoro. "Pasti lah (terbantu). Beliau kan bergabung dengan tim komunikasi publik kan, dan kita kan butuh tim yang lengkap. Dokter Reisa kebetulan dia dokter," kata Achmad Yurianto yang akrab disapa Yuri tersebut dalam sesi wawancara di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (18/6).

Menurut Yuri, tema yang sedang ingin diangkat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sekarang ini lebih banyak mengedukasi tentang adaptasi kebiasaan baru. Tentunya sebagai dokter, pasti mumpuni untuk mengerjakannya.

Baca Juga

"Nah itu kita berbagi, saya bilang ke dokter Reisa, nanti dia banyak berbicara tentang adaptasi kebiasaan baru. Nanti saya yang update data dan mengkaji data. Edukasi yang akan disampaikan dokter Reisa tentu berdasarkan data yang telah ia dapatkan," ujar Yuri.

photo
Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro  - (Antara/Rivan Awal Lingga)

Ia mengatakan beberapa waktu terakhir banyak penularan virus corona baru di klaster pasar. Karena itu, ia meminta tolong dokter Reisa untuk berbicara tentang protokol kesehatan di pasar itu seperti apa.

Beberapa hari lalu dokter Reisa juga berbicara soal olahraga. "Ternyata setelah kita konsultasikan dengan daerah yang terjadi kasus, sebetulnya mereka tertularnya bukan pada saat naik sepeda, tapi pada saat sepeda distandarkan dan mereka mengobrol. Itu jadi masalah," tuturnya.

Sehingga, kata Yuri, diskusinya bukan seseorang tertular virus corona baru saat bersepeda, tapi saat mengobrol. "Ya mungkin sudah lama enggak ketemu. Oleh karena itu, dokter Reisa menekankan hal seperti itu. Jadi sangat membantu," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement