Jumat 19 Jun 2020 16:22 WIB

Garuda Indonesia Belum Terima Dana Talangan Pemerintah

Dana talangan akan digunakan untuk modal kerja Garuda Indonesia.

Rep: rahayu subekti/ Red: Hiru Muhammad
Personel dari Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia melakukan proses desinfeksi di pesawat Garuda Indonesia di Hanggara GMF, Cengkareng, Jumat (6/3) dengan menggunakan cairan desinfektan  berkadar alkohol 70 persen.
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Personel dari Garuda Maintenance Facility (GMF) Aero Asia melakukan proses desinfeksi di pesawat Garuda Indonesia di Hanggara GMF, Cengkareng, Jumat (6/3) dengan menggunakan cairan desinfektan berkadar alkohol 70 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan hingga saat ini dana talangan dari pemerintah belum diterima. Dana talangan tersebut merupakan bagian dari skema. Penyelamatan Ekonomi Nasional (PEN) terhadap sektor-sektor yang paling terdampak pandemi Covid-19. Dana talangan sebesar Ro 8,5 triliun tersebut, menurut Irfan masih dalam proses. “Jadi ya ini (dana talangan) masih Insya Allah belum Alhamdulillah,” kata Irfan dalam diskusi virtual, Jumat (19/6). 

Irfan mengatakan hampir di semua negara yang terdampak virus Covid-19, pemerintahnya melakukan upaya agar maskapai dapat bertahan. Sebab, sektor penerbangan menjadi salah satu yang paling terdampak selama pandemi Covid-19 terjadi. “Hampir di semua negara, pemerintah terlibat aktif karena ini bisa menjadi dasar dukungan,” tutur Irfan. 

Mengenai dana talangan, sebelumnya Irfan menuturkan akan menggunakan hal tersebut untuk modal kerja Garuda Indonesia. Dia memastikan dana talangan akan digunakan untuk mendukung operasional. “Yang jelas dana talagan ini bukan untuk bayar utang jangka pendek,” kata Irfan, Rabu (3/6). 

Terlebih, Irfan menuturkan saat ini industri penerbangan mendapatkan dampak secara langsung dari pandemi Covid-19. Irfan menuturkan mobiliasi menjadi fundamental dari industri penerbangan namum hal tersebut perlu dibatasi untuk memutus penyebaran virus. 

Irfan mengakui Garuda Indonesia mulai merasakan dampaknya semenjak Saudi Arabia menutup akses umrah. Selanjutnya hal tersebut diperparah semenjak penderita Covid-19 pertama di Indonesia ditemukan. “Mei tahun ini, penumpang kita tinggal 10 persen. Angka 90 persen itu mengagetkan banyak orang. Saya lebih suka sebut penumpang kita tinggal 10 persen, ujar Irfan.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Isa Rachmatarwata menilai Garuda Indonesia kini mengalami permasalahan utama pada pemenuhan kebutuhan untuk operasional sehari-hari. Kondisi tersebut membuat pemerintah memutuskan memberi dana talangan investasi kepada perusahaan pelat merah tersebut melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). 

Skema dana talangan tersebut berbeda dengan skema yang biasa diterapkan pemerintah untuk membantu BUMN, yakni Penyertaan Modal Negara (PMN). Isa mengatakan, keputusan tersebut diambil berdasarkan permasalahan di tiap perusahaan yang beragam.

"Selama ini kita melakukan simplifikasi dengan PMN. Garuda ada permasalahan modal, tapi yang sedang dihadapi adalah kebutuhan untuk operasional sehari-hari," tutur Isa dalam konferensi pers Kinerja APBN April 2020 melalui telekonferensi, Rabu (20/5). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement