Jumat 19 Jun 2020 10:34 WIB

Orang Tua Ammar bin Yasir Syahid Pertama tanpa Berperang

Ammar bin Yasir dan kedua orang tuanya gigih memegang Islam.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Nashih Nashrullah
Ammar bin Yasir dan kedua orang tuanya gigih memegang Islam. Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Ammar bin Yasir dan kedua orang tuanya gigih memegang Islam. Ilustrasi Sahabat Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Sahabat Rasulullah SAW Ammar dan kedua orang tuanya telah banyak mengalami siksaan yang amat pedih demi agama. 

 

Baca Juga

Namun, mereka tetap taat kepada Rasulullah dan mengakui tiada tuhan selain Allah SWT sampai meninggal dan mereka orang yang pertama kali mati syahid dalam sejarah Islam.  

Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam bukunya "Ketabahan Para sahabat dalam Menghadapi Cobaan Demi Agama" mengatakan, siksaan terhadap mereka sangat pedih. Tidak akan ada yang kuat umat saat ini mengalami penyiksan para sahabat demi mempertahankan iman.  

 

Salah satu siksaan yang mereka terima kafir Quraisy itu, mereka dibaringkan di padang pasir di bawah terik matahari di kota Makkah yang panas sekali. Setiap    Nabi SAW lewat di depannya, beliau menasehati mereka. "Bersabarlah wahai keluarga Yasir janji Allah untuk kalian adalah surga." 

 

Akhirnya, ayah Ammar yang bernama Yasir wafat akibat penyiksaanan itu. Para penzalim tidak membiarkan ayah Ammar hidup tenang sampai wafat.

 

Sementara itu, ibunda Ammar bernama Sumayyah ditikam kemaluannya dengan tombak oleh Abu Jahal, sehingga dia pun mati syahid. 

 

Dia tidak meninggalkan Islam walaupun mengalami berbagai penderitaan di umurnya sudah tua dan fisik yang sudah lemah. Walaupun begitu Abu Jahal tidak menaruh belas kasihan kepadanya. "Dialah orang yang pertama kali mati syahid dalam sejarah Islam," katanya.  

 

Dalam sejarah Islam, kata Syekh Maulana Muhammad Zakariyya, masjid yang pertama adalah masjid yang dibangun Ammar. Ketika Baginda Nabi SAW dalam perjalanan hijrah ke Madinah, di kampung Quba, Ammar mengusulkan untuk membangun tempat berteduh bagi Baginda Nabi SAW agar dapat beristirahat siang dan mendirikan salat dengan tenang. Lalu Ammar mulai mengumpulkan batu-batu dan mendirikan masjid.  

 

Seperti dikisahkan dalam kitab Usudul Ghabah fi Ma’rifati as-Shahabah, Ammar selalu menyertai setiap pertempuran dengan penuh semangat.

 

Pernah dia dengan penuh sukacita berkata dalam suatu pertemuan, "Sebentar lagi akan aku jumpai kekasih-kekasihku Baginda Nabi SAW beserta jamaahnya.”

 

Kemudian ia merasa sangat haus, dia meminta segelas air dari seseorang namun, orang itu menyodorkan kepadanya segelas susu, dia minumnya lalu berkata, "Aku telah mendengar Baginda Rasulullah bersabda yang terakhir kamu minum di dunia ini adalah susu." Setelah berkata demikian dia pun mati syahid dalam pertempuran, pada usia 94 tahun. Sebagai sebagian riwayat menyatakan 92 setengah tahun.

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement