Kamis 18 Jun 2020 19:42 WIB

Mengupas Mitos Persalinan, Termasuk Soal Air Kelapa

Apakah ibu hamil yang positif Covid-19, anaknya akan tertular?

Melahirkan (ilustrasi).
Foto: pixabay
Melahirkan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak beberapa waktu lalu hingga memasuki masa normal baru (new normal), muncul informasi kurang tepat yang beredar di masyarakat terkait persalinan. Salah satunya mengenai air kelapa yang diklaim bisa mempermudah proses melahirkan.

Dokter spesialis kebidanan dan kandungan RS Pondok Indah, Puri Indah, Eric Kasmara tidak habis pikir tentang mitos tersebut. "Ibu minum kan (airnya) masuknya ke lambung bukan vagina. Gimana caranya kelapa bisa membuat lancar (persalinan)," ujarnya dalam webinar, Kamis (18/6).

Selain itu, ada anggapan wanita yang sudah melakukan persalinan secara C-Section tidak akan bisa melahirkan normal. Menurut Eric, jika persalinan anak pertama dilakukan secara bedah sesar, masih ada kemungkinan anak kedua dilakukan normal atau Vaginal Birth After Cesarean (VBAC).

Namun, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait hal itu antara lain, jarak persalinan 18 hingga 24 bulan, sayatan bedah sesar pada rahim sebelumnya transversal rendah (horizontal). Hal lainnya yaitu ibu belum melakukan operasi besar pada rahim misalnya miomektomi dan ketebalan segmen bawah rahim (SBR) di atas empat milimeter.

 

                               

Selain menyoal persalinan bedah, ada juga informasi beredar yang menyebutkan kalau ibu hamil positif Covid-19, maka bayi pun akan tertular Covid-19. Saat ini belum ada bukti apakah virus penyebab Covid-19 bisa menular ke bayi dari ibu hamil, baik saat hamil ataupun persalinan.

"Penularan melalui droplet bukan melalui plasenta, jadi kalau sudah dilahirkan itu yang berpotensi menularkan," ujar Eric.

Namun, untuk menghindari bayi terkena Covid-19, sebaiknya ibu menggunakan masker saat melakukan inisiasi menyusui dini (IMD), selalu melakukan hand hygiene, memastikan tangan bersih sebelum memegang bayi, dan menghindari bayi dari kunjungan orang dewasa.

Anggapan salah lainnya yaitu persalinan di rumah sakit ibu dan anak lebih aman dibandingkan di rumah sakit umum. "Di rumah sakit umum juga kami juga melakukan pencegahan-pencegahan. Kami tidak ingin tenaga medis, pasien, dan pengunjung tertular," ujar Eric.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement