Kamis 18 Jun 2020 18:06 WIB

Guyonan Gus Dur Soal Polisi Dipersoalkan, Yenny: Santuy Saja

Yenny Wahid mengomentari guyonan Gus Dur soal polisi jujur yang dipersoalkan.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Bayu Hermawan
Yenny Wahid
Foto: Thoudy Badai_Republika
Yenny Wahid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Putri kedua almarhum Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Zannuba Ariffa Chafsoh berharap kedewasaan dan profesionalitas jajaran kepolisian dalam menyikapi berbagai ekspresi di masyarakat. Hal itu disampaikan wanita yang akrab disapa Yenny Wahid, merespon kasus pemanggilan warga asal Kepulauan Sula, Maluku Utara, Ismail Ahmad oleh kepolisian karena memposting guyonan (Gus Dur) tentang tiga polisi jujur. 

Yenny mengingatkan seorang jajaran petinggi kepolisian pernah menggunakan kutipan Gus Dur tentang tiga polisi jujur itu sebagai outokritik bagi internal Polri tanpa beban dan ketersinggungan. Karena itu Yenni menilai, itu juga semestinya yang perlu dilakukan jajaran kepolisian Kepulauan Sula.

Baca Juga

"Jadi ada harapan besar yang diharapkan masyarakat kepada kepolisian, agar polisi lebih bersikap profesional mengayomi masyarakat, melayani bukan mengintimidasi. Kita mendukung kepolisian yang profesional, dewasa dalam menyikapi ekspresi dan tidak gunakan kekuasaan untuk alat penegakan hukum," ujar Yenny saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (18/6).

Yenny mengakui, masyarakat saat ini lebih ekspresif dalam menyampaikan pendapatnya, apalagi dengan adanya ruang media sosial. Karena itu, dibutuhkan sikap kedewasaan semua pihak dalam menyikapi berbagai ekspresi tersebut, termasuk jajaran kepolisian. Sebab, jika kritikan dan pendapat ditanggapi dengan kedewasaan justru bisa jadi masukan dan perbaikan ke depan.

"Humor itu itu bisa jadi kritik, karena itu sikapi secara dewasa kalau dewasa itu maka akan menjadi masukan yang baik," ujarnya.

Sebaliknya, kata Yenny, jika kritik ditanggapi dengan cara berlebihan maka akan merusak institusi kepolisian itu sendiri di tengah upaya kepolisian melakukan reformasi. "Selama ini polisi banyak melakukan perbaikan, reformasi dan mengubah sikap, jangan sampai rusak gara-gara ini udah salah satu anggota (kepolisian) over sensitif, selow aja, dalam berbagai menyikapi ekspresi, santuy saja kalau kata anak sekarang," ujarnya.

Sebelumnya, warga asal Kepulauan Sula, Maluku Utara, Ismail Ahmad dibawa ke Polres Kepulauan Suka karena postingan di akun Facebooknya . Polisi mempermasalahkan unggahannya yang berisi guyonan almarhum (Gus Dur) tentang tiga polisi jujur "Ada tiga polisi jujur di Indonesia, yaitu polisi tidur, patung polisi, dan Jenderal Hoegeng”.

Meskipun Ismail kini diperbolehkan pulang, namun ia sempat dikenakan wajib lapor selama dua hari dan menyampaikan permohonan maaf di depan publik.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement