Kamis 18 Jun 2020 15:55 WIB

Petrokimia Gresik Ekspor 50 Ribu Ton Pupuk ke India

Pada semester I 2020, Petrokimia Gresik telah mengekspor pupuk sebanyak 253 ribu ton

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nidia Zuraya
Pupuk produksi PT Petrokimia Gresik
Foto: DEPTAN.GO.ID
Pupuk produksi PT Petrokimia Gresik

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Petrokimia Gresik kembali mencatat rekor baru untuk ekspor pupuk terbesar dalam sekali pengiriman, yaitu 50 ribu ton pupuk NPS ke India. Direktur Permasaran Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih mengatakan, ekspor ini dilakukan setelah perusahaan memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi domestik sesuai alokasi pemerintah.

“Petani dalam negeri tidak perlu khawatir. Kami tetap menjalankan kewajiban penyaluran pupuk bersubsidi sesuai alokasi pemerintah, dan menyediakan juga pupuk non-subsidi untuk kebutuhan yang tidak teralokasi pada skema subsidi," kata Digna melalui siaran persnya, Kamis (18/6).

Baca Juga

Digna mengatakan, ekspor pupuk NPS ini menambah capaian penjualan ekspor Petrokimia Gresik di 2020. Hingga semester I 2020, pihaknya telah mengekspor pupuk sebanyak 253 ribu ton, terdiri dari NPS 175 ribu ton dan Urea 78 ribu ton, yang diekspor ke India dan Meksiko.

Capaian ini, sudah 58 persen dari target ekspor perusahaan. Dimana pada 2020 Petrokimia Gresik menargetkan ekspor pupuk ZK, NPK, NPS dan Urea sebanyak 435 ribu ton, atau meningkat 10 persen dari realisasi tahun sebelumnya.

 

Upaya ini, lanjut Digna, adalah bentuk kontribusi perusahaan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Terutama terkait peningkatan kinerja ekspor nasional agar neraca perdagangan tetap surplus.

"Selain itu juga untuk menyumbang devisa sekaligus mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," ujar Digna.

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia saat ini, diakuinya sangat berdampak terhadap perdagangan dan perekonomian global. Namun hal ini tidak begitu mengganggu kinerja penjualan ekspor pupuk Petrokimia Gresik.

“Justru menjadi peluang, karena demand dari berbagai negara tetap tinggi, namun supply-nya berkurang karena negara-negara penyuplai pupuk seperti China beberapa waktu lalu sempat menghentikan ekspor akibat pandemi Covid-19," ujar Digna.

Sementara itu, terkait pengiriman pupuk ekspor yang melibatkan awak kapal asing, Petrokimia Gresik tetap menjalankan protokol pencegahan Covid-19, termasuk di seluruh pelabuhan Petrokimia Gresik. Dia menegaskan, pohaknya akan terus memperkuat penetrasi pasar internasional dengan menyasar negara-negara di luar Asia.

Petrokimia Gresik, kata dia, memiliki 31 pabrik dengan kapasitas produksi sebesar 8,9 juta ton per tahun. Terdiri dari 5 juta ton pupuk dan 3,9 juta ton non-pupuk. Dari 5 juta ton kapasitas produksi pupuk, sebesar 2,7 juta ton di antaranya adalah pupuk NPK dan NPS (terbesar di Indonesia).

Dari jumlah tersebut, sebesar 2,2 juta ton digunakan untuk memenuhi alokasi pupuk NPK bersubsidi. Sedangkan selebihnya untuk memenuhi pasar komersil, baik retail maupun ekspor.

“Keunggulan kompetitif dari Petrokimia Gresik adalah mampu memproduksi pupuk NPK dan NPS dengan formulasi sesuai kebutuhan konsumen, sehingga sangat customized," kata Digna.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement