Kamis 18 Jun 2020 13:17 WIB

Rasa Syukur Korban Teror Masjid Christchurch Terima Donasi

Para korban penembakan Masjid Christchurch menerima bantuan dana.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Para korban penembakan Masjid Christchurch menerima bantuan dana. Ilustrasi polisi berjaga di depan Masjid Al Noor di Christchurch.
Foto: AP/Mark Baker
Para korban penembakan Masjid Christchurch menerima bantuan dana. Ilustrasi polisi berjaga di depan Masjid Al Noor di Christchurch.

REPUBLIKA.CO.ID,  CHRISTCHURCH – Rahimi Ahmad bersyukur ketika memperoleh dana bantuan dari Yayasan Christchurch. 

Ia menjadi salah satu Muslim yang selamat dalam serangan penembakan brutal yang dilakukan Brenton Tarrant pada pertengahan Maret tahun lalu.  

Baca Juga

Rahimi Ahmad dalam pemulihan setelah mendapatkan penanganan medis akibat serpihan peluru yang bersarang di punggungnya. 

Rahimi Ahmad beserta istri dan dua anaknya pun mendapat kejutan ketika memperoleh dana bantuan untuk mewujudkan keinginannya memiliki rumah pertamanya.  

Batuan itu datang dari Yayasan Christchurch untuk membantu korban yang paling parah dalam serangan itu. Rahimi Ahmad pun menerima total 54.066 dolar Amerika Serikat melalui beberapa tahap pembayaran. Dan pembayaran tahap akhir berlangsung beberapa hari kemarin sebesar 3.066 dolar Amerika.   

"Saya sangat bersyukur, saya mendapat bantuan dari dana dukungan korban. Untuk bisa mendapatkan deposit 20 persen saya sangat berterimakasih atas bantuan itu," kata Ahmad seperti dilansir Star News pada Kamis (18/6).   

Ahmad dan istrinya Nor Azila Abd Wahid memutuskan membeli rumah sejak Desember, meski perlu melakukan beberapa perubahan.  Ahmad mengakui keluarganya senang dengan rumah baru mereka di kawasan Avonhead, di mana setiap anggota keluarga memiliki kamar tidur sendiri.   

Ahmad dan keluarganya berasal dari Malaysia. Mereka memilih berada di Christchurch dan telah tinggal di kota itu selama lima tahun. Hingga serangan brutal 15 Maret itu mengubah segalanya.  

Sementara Nor Azila lulusan bidang teknik biomedis dengan gelar PhD punya impian bisa berkarier di Universitas Centerbury. Namun impian itu harus ditunda karena ia harus merawat suaminya yang masih harus mengunjungi fisioterapi empat kali dalam sepekan. Terlepas dari trauma yang dialaminya juga keluarganya pasca serangan itu, Ahmad tetap memanjatkan doa bagi Brenton Tarrant pria yang membunuh 51 orang. "Saya berharap dia bisa menjadi pria yang baik setelah apa yang terjadi," katanya. 

Ahmad beserta putranya yakni Ahmad Razif (11 tahun) sedang berada di Masjdi Al Noor saat pria bersenjata berusia 28 tahun melepaskan tembakan bertubi-tubi pada orang-orang di dalamnya. 

Putranya lolos dari penembakan itu. Namun Ahmad tertembak di bagian belakang. Peluru menembus tulang belakangnya beruntung ia bisa diselamatkan. Butuh bertahun-tahun bagi Ahmad dapat pulih sepenuhnya dari luka penembakan itu. Sampai hari ini Ahamd masih menderita rasa sakit yang berdampak pada mobilitasnya yang menurun. Ia tak bisa menggerakkan kakinya dan membuatnya tak bisa berjalan bila tak ada bantuan.

 

Sumber: https://www.odt.co.nz/star-news/star-christchurch/support-fund-helps-mosque-shooting-victim-buy-first-home 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement