Kamis 18 Jun 2020 06:28 WIB

Pasar Otomotif Indonesia Dinamis di Tengah Pandemi

Henry Tanoto menyebut sulit untuk memprediksi pasar otomotif sampai akhir tahun.

Toyota. PT Astra Internasional Tbk menyebut, pada bulan Mei 2020 penjualan mobil Grup Astra hanya mencapai sekitar 17 ribu unit.
Foto: AP/Itsuo Inouye
Toyota. PT Astra Internasional Tbk menyebut, pada bulan Mei 2020 penjualan mobil Grup Astra hanya mencapai sekitar 17 ribu unit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presdir PT Toyota Astra Motor (TAM) Henry Tanoto mengatakan pasar otomotif di Indonesia sangat dinamis di tengah pandemi Covid-19 saat ini. Ia menyebut trennya sulit diprediksi.

"Industri otomotif itu sangat tergantung erat dengan perekonomian, terutama saat ini terkait pemulihan ekonomi," kata Henry dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu (17/6).

Baca Juga

Sejak wabah virus corona menerpa Indonesia pada pertengahan Maret 2020, menurut Henry, pasar otomotif mengalami penurunan drastis. Henry yang juga menjadi salah satu direksi PT Astra Internasional Tbk menyebut, pada bulan Mei 2020 penjualan mobil Grup Astra hanya mencapai sekitar 17 ribu unit. Pada Mei 2019, angkanya mencapai sekitar 97 ribu unit.

"Memang pada 10 hari pertama Juni ini pasar dan industri otomotif membaik, ada pertumbuhan permintaan karena ada pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB,)" katanya.

Meski begitu, Henry mengaku tetap sulit memprediksi pasar otomotif sampai akhir tahun. Ia menganggap sukar untuk menetapkan target penjualan Toyota di Indonesia.

"Tapi kami berharap dengan usaha yang dilakukan, pangsa pasar Toyota tahun ini sekitar 33 persen, lebih baik dari tahun lalu yang mencapai 31,9 persen," kata Henry.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memprediksi sampai akhir tahun 2020 penjualan mobil secara nasional mencapai 600 ribu unit. Angka itu anjlok sekitar 40 persen dibandingkan tahun lalu.

"Kami berharap ada stimulus dari sisi permintaan, terutama terkait kemudahan kepemilikan kendaraan. Kalau ada dukungan ini, maka pemulihan industri otomotif bisa lebih cepat," ujar Henry yang memprediksi industri otomotif bisa pulih seperti 2019 dalam 1,5 tahun atau 2022.

Direktur Pemasaran TAM Anton Jimmi Suwandy menambahkan penurunan permintaan mobil pada masa Covid-19 terjadi karena pergerakan orang dibatasi dengan PSBB. Di samping itu, lembaga pembiayaan (leasing) juga semakin pilih-pilih atau hati-hati memilih pelanggan untuk diberi kredit pembiayaan.

"Jadi bukan permintaan nyata yang berkurang, tetapi pergerakan orang," kata Anton.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement