Rabu 17 Jun 2020 19:46 WIB

Lapas Tasikmalaya Disidak, Pegawai dan Penghuni Dites Urine

Seluruh pegawai dan penghuni lapas juga melakukan tes urine.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Suasana Lapas Kelas II B Tasikmalaya, Rabu (6/5).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Suasana Lapas Kelas II B Tasikmalaya, Rabu (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Petugas dari Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Jawa Barat (Jabar) melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II B Tasikmalaya pada Rabu (17/6). Seluruh pegawai dan penghuni lapas juga melakukan tes urine.

Kepala Lapas Kelas II B Tasikmalaya, Sulardi mengatakan, pelaksanaan sidak dan tes urine itu dilakukan kepada seluruh pegawai lapas. Selain itu, para warga binaan dalam lapas juga harus melakukan tes urine.

"Ini dilakukan untuk mencegah peredaran narkoba di dalam lapas," kata dia, Rabu.

Menurut dia, dari 93 pegawai yang melakukan tes urine, seluruhnya dinyatakan negatif. Sementara tes urine untuk warga binaan dilakukan secara bertahap hingga Kamis (18/6).

 

"Karena hari ini waktunya tidak cukup, akan kita lanjutkan besok. Sementara tak ada yang ditemukan positif," kata dia.

Selain melakukan tes urine, seluruh kamar yang ada di dalam lapas juga diperiksa. Sulardi mengatakan, dari penggeledahan, tidak ditemukan benda-benda mencurigakan.

Kepala Bidang Pelayanan Tahanan, Kesehatan, Rehabilitasi, Benda Sitaaan, Barang Rampasan Negara, dan Keamanan, Kanwil Kemenkumham Jabar, Damari mengatakan, sidak dan tes urine ini tak hanya dilakukan di Lapas Tasikmalaya. Pihaknya juga telah berkeliling ke lapas di Banjar dan Ciamis untuk memastikan tak ada peredaran narkoba di dalam lapas.

"Kita sudah berkeliling ke Banjar, Ciamis, dan hari ini Tasik, besok Garut. Kita melakukan kegaiatan ini untuk memberantas beredarnya narkoba di dalam lapas," kata dia.

Dalam sidak kali ini, petugas dari Kanwil Jabar melakukan tes urin kepada para pegawai dan warga binaan. Selain itu, dilakukan penggeledah kamar-kamar warga binaan untuk meminimalisir barang-barang yang tak sesuai peruntukan di dalam lapas.

Damari mengatakan, sejauh sidak yang telah dilakukan dari Banjar hingga Tasikmalaya, tak ditemukan barang mencurigakan, apalagi narkoba. Ia menyimpulkan, selama masa pandemi Covid-19 kondisi di dalam lapas lebih terkendali.

"Jangankan narkoba, HP atau senjata, juga tidak boleh dan tidak kita temukan," kata dia.

Narkoba Masuk ke Lapas dari Pengunjung

Ia menyimpulkan, tak adanya kasus di dalam lapas diduga karena selama pandemi Covid-19 pengunjung tidak diperbolehkan bertemu langsung dengan para warga binaan. Dengan begitu, tak ada barang-barang berbahaya yang ditemukan di dalam lapas.

"Analisis kami, tidak masuknya narkoba ke dalam lapas karena tidak ada kunjungan selama pandemi Covid-19. Pegawai juga tidak ada lagi yang bermain-main dengan orang dalam untuk peredaran narkoba," kata dia.

Ia mengatakan, hasil analisis itu akan menjadi bahan pertimbangan untuk lebih melakukan pengetatan kepada setiap pengunjung yang datang ke lapas. Ke depannya, setiap pengunjung yang datang akan diperiksa dengan ketat dan digeledah terlebih dahulu. Dengan begitu, lolosnya narkoba ke dalam lapas bisa diminimalisir.

"Sejauh ini, analisis kita, narkoba masuk ke lapas melalui pengunjung. Kalau di Bandung juga banyak yang dilempar dari luar melalui tembok. Itu juga selaku tertangkap," kata dia.

Damari menambahkan, pihaknya juga akan terus melakukan pengawasan mencegah masuknya narkoba ke dalam lapas dengan perantara pegawai lapas. Jika ada pegawai yang terlibat, kata dia, akan langsung dipecat.

"Kemarin di Ciamis ada yang seperti itu dipecat dan dihukum enam tahun. Itu akan menjadi efek luar biasa agar tidak ada lagi pegawai yang bermain-main dengan narkoba," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement