Rabu 17 Jun 2020 19:36 WIB

DBD di Karawang Tembus 545 Kasus

Pada Mei lalu jumlah kasus DBD di Karawang memcapai 216 pasien.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). ilustrasi
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Petugas melakukan pengasapan (fogging) guna pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Karawang masih terus meningkat. Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Kabupaten Karawang Yayuk Sri Rahayu mengatakan pada Mei lalu jumlahnya memcapai 216 pasien.

“Iya (masih meningkat). Bulan Maret itu 45 pasien, April 154 pasien dan Mei 216 pasien,” kata Yayuk kepada Republika.co.id, Rabu (17/6).

Baca Juga

Ia menyebutkan hingga pertengahan Juni ini kasus DBD juga masih terjadi. Berdasarkan laporan sudah ada 65 kasus DBD yag tersebar di wilayah Karawang.

Menurutnya, kasus DBD tahun ini bahkan meningkat tajam dibanding tahun lalu. Hingga pertengahan tahun jumlah perbandingan kasusnya meningkat hingga lebih dari dua kali lipat. Ia menambahkan dari jumlah tersebut tercatat satu orang meninggal pada tahun lalu dan sudah lima orang meninggal pada tahun ini.

“Kalau dibandingkan Sampai Juni tahun lalu sebanyak 199 kasus dan tahun ini sudah 545 kasus DBD,” ujarnya.

Ia mengaku Dinkes Kabupaten Karawang telah gencar menyosialisasikak bahaya DBD ke masyarakat. Termasuk juga cara pencegahan berkembangbiaknya nyamuk aedes aegypti ini mulai dengan membuat surat edaran ke Puskesmas, Klinik, RS, hingga Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Namun kasus DBD masih saja meningkat.

Dia mengimbau kepasa masyarakat untuk terus menjaga pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam keseharian. Serta menggerakan upaya pencegahan perkembangbiakan nyamuk dengan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yakni Menguras bak air,, Menutup bak penampungan air, Mengubur barang bekas, serta menanam tanaman pengusir nyamuk atau mengisi kolam dengan ikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement