Rabu 17 Jun 2020 12:41 WIB

Kasus Covid-19 Parah Sebabkan Gangguan Arsitektur Paru

Sejumlah pasien Covid-19 mengalami kerusakan paru yang parah.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Reiny Dwinanda
Paru pasien Covid-19 di Northwestern Medicine di Chicago, Amerika Serikat sebelum menjalani transplantasi.
Foto: Northwestern Medicine Via WebMD
Paru pasien Covid-19 di Northwestern Medicine di Chicago, Amerika Serikat sebelum menjalani transplantasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam beberapa kasus penyakit Covid-19 yang parah, pasien mengalami kerusakan paru yang parah. Bahkan, dokter tidak bisa membedakan jaringan organ itu.

Profesor ilmu kardiovaskular di King's College London, Mauro Giacca memerinci gangguan total arsitektur paru itu di hadapan hadirin House of Lords Science and Technology Committee dalam konferensi virtual, Senin (15/6). Dilansir Fox News, Giacca mempelajari autopsi dari 40 pasien di Italia yang meninggal karena Covid-19 setelah dirawat 30 hingga 40 hari di Unit Perawatan Intensif.

Baca Juga

Giacca mengatakan trombosis masif teramati pada paru korban Covid-19 tersebut. Menurut Johns Hopkins Medicine, trombosis terjadi ketika gumpalan darah menghalangi pembuluh darah dan menghambat aliran darah.

Daily Mail melaporkan satu dari tiga orang yang sakit parah akibat virus corona mengalami pembekuan darah berbahaya.

"Dalam beberapa kasus, Anda bahkan tidak dapat membedakan bahwa ini dulunya paru," kata Giacca mengenai pasien yang bertahan hidup.

Giacca berbicara tentang dua fitur mencolok di paru orang yang terserang Covid-19. Pertama, virus corona tampak masif ada di paru. Kedua, ada sejumlah sel menyatu sangat besar yang positif memiliki virus dengan 10 hingga 15 inti.

Struktur virus diketahui mengandung protein "lonjakan". Giacca mengatakan protein “lonjakan” itu dapat memadukan satu sel yang terinfeksi dengan yang lain.

“Ini bukan penyakit yang disebabkan oleh virus yang membunuh sel, (yang) memiliki implikasi mendalam untuk terapi,” ujar dia seraya menjelaskan bahwa pengamatannya adalah sesuatu yang sama sekali berbeda dari yang terlihat pada pneumonia, influenza, atau SARS.

Dokter memerhatikan adanya komplikasi pembekuan darah yang mengganggu pada awal pandemi. Seorang ahli bedah saraf di Rumah Sakit Mount Sinai di New York, J Mocco, sangat terkejut menyadari bahwa penyakit Covid-19 menyebabkan terbentuknya gumpalan.

Mocco melihat 32 pasien strok dengan penyumbatan darah besar di otak. Sementara itu, rekannya yang merupakan dokter spesialis paru Hooman Poor menyaksikan darah tidak mengalir dengan baik melalui paru dari 14 pasien yang menggunakan ventilator.

“Saya merasa semua pasien memiliki gumpalan darah di paru-paru,” kata Poor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement