Selasa 16 Jun 2020 17:43 WIB

Justin Timberlake Ikut Protes Kematian Rayshard Brooks

Rayshard Brooks tewas ditembak dari belakang saat melarikan diri.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Justin Timberlake menyebut kematian Rayshard Brooks dan korban lainnya terjadi akibat sistem yang tak tepat di Amerika Serikat.
Foto: AP
Justin Timberlake menyebut kematian Rayshard Brooks dan korban lainnya terjadi akibat sistem yang tak tepat di Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyanyi RnB asal Amerika Serikat Justin Timberlake mengekspresikan kemarahannya atas kematian seorang warga Atlanta, Rayshard Brook. Korban adalah seorang pria kulit hitam yang dibunuh oleh polisi pada Jumat (12/6) lalu.

Timberlake membagikan foto Brooks yang tengah menggendong putrinya yang baru lahir. “Sebagai seorang ayah, foto ini menyakitkan. #RayshardBrooks adalah ayah dari tiga anak perempuan ... 1, 2, dan 8 tahun. Dia seharusnya tidak meninggal dunia,” tulis Timberlake pada akun Instagram-nya, dilansir laman ABC News, Selasa (16/6).

Baca Juga

Pelantun tembang "Suit and Tie" itu menyebut beberapa korban rasisme lainnya yang meninggal belum lama ini seperti Riah Milton, Dominque Fells, dan Robert Fuller. Menurutnya, tak seharusnya mereka meninggal dunia.

"Pekan ini, keempat orang tak berdosa ini menjadi korban rasisme, kekerasan, dan intoleransi. Dan kita masih menunggu keadilan untuk #BreonnaTaylor. Aku patah hati untuk keluarga mereka dan negara ini,” tulis dia.

Suami dari aktris Jessica Biel itu menyimpulkan bahwa kematian orang-orang itu disebabkan oleh sistem yang tak tepat. Dia menyebut sistem yang ada di AS saat ini telah berulang kali menunjukkan bahwa orang kulit hitam di AS tidak aman. Dia merasa sistem perlu diubah.

"Saya akan menindaklanjuti dengan lebih banyak sumber daya dan cara untuk membantu. Terus MENGATAKAN NAMA-NAMA MEREKA. #BlackLivesMatter,” ujar dia.

Insiden yang menewaskan Brooks berawal dari adanya laporan kepada polisi bahwa ada seorang pria, yaitu Brooks tertidur dalam mobil di jalur drive-thru restoran cepat saji. Brooks kedapatan setengah mabuk dan sempat bergulat dengan polisi ketika hendak diborgol.

Brooks merebut pistol setrum petugas. Setelah lari dari petugas, Brooks berbalik dan menembakkan pistol setrum ke salah satu petugas.

Petugas itu pun merespons dengan menembakkan senjatanya ke Brooks. Menurut pemeriksaan medis, Brooks ditembak dua kali di belakang.

Pemeriksa Medis Wilayah Fulton memutuskan kematian Brooks sebagai pembunuhan. Kepala Polisi Atlanta Erika Shields mengundurkan diri setelah insiden itu.

Petugas Garrett Rolfe, yang menembak Brooks pun dipecat. Petugas lain yang terlibat dalam panggilan itu, Devin Bronsan, telah ditempatkan di tugas administrasi.

Tidak ada tuntutan pidana yang diajukan terhadap petugas. Investigasi saat ini sedang berlangsung dan Jaksa Wilayah Kabupaten Fulton Paul Howard Jr mengharapkan keputusan atas kasus tersebut keluar sekitar pekan ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement