Selasa 16 Jun 2020 15:40 WIB

Dua Roket Hantam Bandara Baghdad Irak

Sasaran roket turut menampung markas pasukan AS.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Tangkapan layar stasiun TV resmi Iran menayangkan peluncuran roket-roket yang ditembakkan ke arah markas militer AS di Irak, ilutrasi
Foto: IRIB (IRAN STATE TV)
Tangkapan layar stasiun TV resmi Iran menayangkan peluncuran roket-roket yang ditembakkan ke arah markas militer AS di Irak, ilutrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD — Dua roket menghantam area di sekitar Bandara Baghdad, Irak, Selasa (16/6). Tempat tersebut diketahui turut menampung markas pasukan Amerika Serikat (AS). 

“Saat fajar, dua roket menargetkan Bandara Internasional Baghdad, di mana ada markas pasukan Amerika di bagian militer bandara,” kaya Kapten Ahmed Khalaf, seorang perwira polisi, dikutip laman Anadolu Agency.

Baca Juga

Menurut dia, tidak ada korban jiwa atau kerugian material yang ditimbulkan akibat serangan tersebut. Khalaf mengungkapkan pasukan keamanan telah menemukan peluncur roket di lingkungan Al-Furat, sebalah barat Baghdad.

Pekan lalu, pangkalan militer Al-Taji di utara Baghdad yang turut menampung pasukan AS juga diserang. Belum ada kelompok atau pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. 

Awal bulan ini, Pemerintah Irak berjanji melindungi semua pangkalan militer koalisi internasional pimpinan AS. Hal itu akan dilakukan hingga mereka keluar dari negara tersebut. 

Parlemen Irak telah meloloskan dan menyetujui rencana pengembalian militer asing dari negaranya pada Januari lalu. Hal tersebut terjadi pasca-AS membunuh mantan komandan Pasukan Quds Qassem Soleimani. 

Presiden AS Donald Trump adalah tokoh yang memerintahkan langsung pembunuhan Soleimani. Dia mengklaim Soleimani dibunuh karena memiliki rencana yang membahayakan para diplomat dan pasukan AS, tak hanya di Irak, tapi juga di kawasan.

Soleimani merupakan tokoh militer Iran yang memiliki pengaruh besar di kawasan Timur Tengah. Ia dipercaya memimpin Pasukan Quds, sebuah divisi atau sayap dari Garda Revolusi Iran yang bertanggung jawab untuk operasi ekstrateritorial, termasuk kontra-intelijen di kawasan.

Di Iran, Soleimani dipandang sebagai orang terkuat kedua setelah pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Kematiannya sempat memicu kekhawatiran pecahnya perang besar antara Iran dan AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement