Selasa 16 Jun 2020 12:06 WIB

Bank QNB Indonesia Perkirakan Laba Bersih Turun 75 Persen

Bank QNB Indonesia melakukan pembatasan pertumbuhan kredit dan pemberian kredit baru.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Retail Banking Director QNB Indonesia R. Andi Kartiko Utomo, Group CEO Office QNB Group Mohammed Jassim Al-Mossalam, CEO QNB Indonesia Stewart Hall, Act. Group CEO QNB Group Abdulla Mubarak Al-Khalifa, GM Group Human Capital QNB Group, Abdulla Nasser Al-Khalifa, GM IBD QNB Group Khalid Ahmed Al-Sada, dan Group CEO Office QNB Group Lotfi Karim Kibboua (kiri ke kanan) meresmikan kantor pusat baru Bank QNB Indonesia di Jakarta.
Foto: Dok. Ist
Retail Banking Director QNB Indonesia R. Andi Kartiko Utomo, Group CEO Office QNB Group Mohammed Jassim Al-Mossalam, CEO QNB Indonesia Stewart Hall, Act. Group CEO QNB Group Abdulla Mubarak Al-Khalifa, GM Group Human Capital QNB Group, Abdulla Nasser Al-Khalifa, GM IBD QNB Group Khalid Ahmed Al-Sada, dan Group CEO Office QNB Group Lotfi Karim Kibboua (kiri ke kanan) meresmikan kantor pusat baru Bank QNB Indonesia di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Bank QNB Indonesia Tbk mencatat penurunan laba bersih lebih dari 75 persen pada tahun ini dibandingkan 2019. Adapun penurunan laba dilakukan dengan membandingkan kondisi periode yang berakhir per 31 Mei 2020 dibandingkan 31 Mei 2019.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa (16/6) meskipun terjadi penurunan laba, perusahaan memastikan pandemi Covid-19 tidak berdampak pada pemenuhan kewajiban keuangan jangka pendek maupun permasalahan hukum.

Baca Juga

Perusahaan mengaku saat ini sedang melakukan sejumlah strategi dalam rangka mempertahankan keberlangsungan usaha di tengah pandemi. "Misalnya, di tengah adanya pembatasan pertumbuhan kredit, perusahaan melakukan inisiatif usaha lain dengan melakukan penjualan produk-produk non-kredit lainnya, seperti CASA, TD, dan FX," seperti dikutip perusahaan.

Selain itu, saat ini juga dilakukan pembatasan operasional di kantor pusat maupun cabang. Setidaknya, terdapat empat dari sembilan cabang di DKI Jakarta yang ditutup sementara, pengurangan jam operasional Bank, dan juga penerapan Work From Home secara rotasi.

"Walaupun terdapat pembatasan, namun tidak berdampak terhadap keberlangsungan kegiatan operasional bank," ucapnya.

Selain itu, perusahaan juga melakukan pembatasan pertumbuhan kredit, pemberian kredit baru hanya dilakukan secara selektif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement