Selasa 16 Jun 2020 11:47 WIB

MRT Jakarta Catat Peningkatan Penumpang Selama PSBB Transisi

MRT Jakarta menyebut peningkatan penumpang capai belasan ribu saat transisi

Petugas menyampaikan imbauan protokol kesehatan kepada penumpang MRT di Stasiun Bunderan HI, Jakarta, Sabtu (6/6/2020). Pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) fase transisi, MRT Jakarta kembali beroperasi normal dengan jam operasional pada hari kerja pukul 05.00-21.00 WIB dan akhir pekan pukul 06.00-20.00 WIB serta pembatasan penumpang sebanyak 390 orang per rangkaian.
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Petugas menyampaikan imbauan protokol kesehatan kepada penumpang MRT di Stasiun Bunderan HI, Jakarta, Sabtu (6/6/2020). Pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) fase transisi, MRT Jakarta kembali beroperasi normal dengan jam operasional pada hari kerja pukul 05.00-21.00 WIB dan akhir pekan pukul 06.00-20.00 WIB serta pembatasan penumpang sebanyak 390 orang per rangkaian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya mencegah wabah Covid-19 tak henti-hentinya dilakukan baik pihak swasta dan pemerintah. Lapisan kebijakan diturunkan dari mulai karantina, jarak sosial hingga pola perilaku hidup baru digalakkan, khususnya protokol kesehatan.

Sampai akhirnya status normal baru harus dihadapi Indonesia, khususnya ibu kota, yaitu Jakarta di mana sempat menjadi episentrum permulaan virus yang menyerang pernafasan tersebut. Sektor transportasi publik tak luput dari perhatian, guna memupuk kesadaran masyarakat dalam melawan Virus Corona. MRT Jakarta bahkan mencatat mulai terjadi peningkatan jumlah penumpang hingga belasan ribu pengguna sejak diizinkannya aktivitas kantor pada masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.

"Ya terjadi peningkatan, misalnya Rabu (10/6) ada 13.308 pengguna layanan kereta itu," kata Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar. Dalam masa transisi kembali beraktivitas tersebut, menurut dia, jumlah penumpang memang naik lima hingga enam kali lipat dibanding bulan Mei 2020. Namun signifikan karena sebagian kegiatan perkantoran juga belum dimulai.

Jika sebelumnya pada tiga periode PSBB pengguna layanan MRT Jakarta hanya berkisar 2.000 pengguna per hari dengan pembatasan jam operasional hanya 12 jam pukul 06.00-18.00 WIB, katanya, maka saat ini jumlah pengguna diperkirakan dapat merangkak naik dengan jam operasional yang bertahap kembali normal mulai pukul 05.00 WIB-21.00 WIB.

William mengatakan pihaknya telah melakukan survei kepada 760 pelanggannya terkait penggunaan MRT seandainya PSBB berakhir. Hasilnya 91 persen respondennya tetap akan menggunakan MRT karena lebih efisien untuk mobilisasi dan 98 persen merasa aman menggunakan layanan dari BUMD milik Provinsi DKI Jakarta itu.

"Pada Juli nanti mudah-mudahan PSBB transisi berhasil dan kegiatan-kegiatan mulai aktif kembali, kita merencanakan atau punya skenario penumpang naik di angka 60.000-70.000 per hari," kata William.

Untuk menjaga kepercayaan penumpang terkait keamanan dan kebersihan di lingkungan MRT Jakarta, William mengatakan ada protokol khusus bernama Protokol Bangkit selama layanan angkutan umum itu beroperasi berjalan beriringan dengan era normal baru.

"Bangkit itu akronim. Bersih, Aman, Nyaman, Go Green, Kolaborasi, Inovasi dan Tata Kelola yang baik. Kenapa bersih diutamakan? Karena baik penumpang maupun kereta harus dijaga kebersihannya seperti hand sanitizer ada di seluruh stasiun, kereta pun kita disemprot disinfektan tiga kali sehari," kata William.

Bahkan untuk mendukung berjalannya protokol kesehatan yang sudah berjalan, MRT Jakarta, tambahnya menyediakan alat pemantau suhu tubuh berupa thermal scanner yang saat ini sudah ada di lima stasiun dan nantinya akan tersebar di seluruh stasiun MRT lainnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement