Selasa 16 Jun 2020 08:45 WIB

FIFA Bereaksi Keras Soal Ancaman Trump Terhadap Sepak Bola

Trump tak suka dengan tindakan berlutut para pesepak bola.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Para pemrotes berpartisipasi dalam rapat umum Black Lives Matter di Langley Park di Perth, Australia, 13 Juni 2020. Protes itu diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran akan kematian Aborigin dalam tahanan polisi.
Foto: EPA-EFE/RICHARD WAINWRIGHT
Para pemrotes berpartisipasi dalam rapat umum Black Lives Matter di Langley Park di Perth, Australia, 13 Juni 2020. Protes itu diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran akan kematian Aborigin dalam tahanan polisi.

REPUBLIKA.CO.ID, ZURICH -- Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) merespons sikap Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump yang mengancam tidak akan menonton sepak bola jika masih ada pemain AS yang berlutut ketika lagu kebangsaan sedang berkumandang. 

FIFA menyatakan, seharusnya Trump menggunakan akal sehat untuk menanggapi keputusan pemain yang berlutut sebagai bentuk protes terhadap diskriminasi rasisme. 

"FIFA dengan tegas menggunakan toleransi, saling menghormati, dan akal sehat untuk menanggapi isu-isu yang menjadi perdebatan," bunyi pernyataan FIFA yang dikutip ESPN, Selasa (16/6). 

"FIFA tidak akan menoleransi semua diskriminasi dalam sepakbola karena sudah tercantum dalam statuta FIFA. Kami menyatakan penolakan terhadap rasisme dan kekerasan," lanjut mereka. 

Sebelumnya, Donald Trump  mengancam tidak akan menonton sepak bola setelah pesepak bola AS, Megan Rapinoe menyatakan dukungan Colin Kaepernick yang berlutut saat lagu kebangsaan berkumandang untuk memprotes brutalitas polisi dan rasialisme. 

"Lebih baik AS tidak punya tim sepak bola daripada memilikinya tapi tidak ingin berdiri saat ada lagu kebangsaan," tulisnya.

Sedangkan Presiden FIFA, Gianni Infantino menyatakan dukungannya untuk beberapa pemain Bundesliga Jerman yang juga pemain ASm Weston McKennie yang terlihat berlutut sebelum pertandingan dimulai. 

"FIFA menyatakan sikap Infantino untuk melawan rasisme, diskriminasi dan kekerasan masih belum berubah sejak dua pekan lalu," bunyi pernyataan FIFA.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement