Selasa 16 Jun 2020 08:37 WIB

573 Kasus Positif Covid dari Pasar di Tanah Air

Temuan kasus positif Covid-19 di pasar Indonesia ancam kehidupan 12 juta pedagang.

Pedagang menunggu pembeli saat pemberlakuan ganjil genap di Pasar Perumnas Klender, Jakarta, Senin (15/6). Pemerintah provinsi DKI Jakarta mulai hari ini menerapkan sistem ganjil genap untuk pedagang pasar tradisional di 153 titik di DKI Jakarta yang disesuaikan antara nomor kios pedagang dengan tanggal
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pedagang menunggu pembeli saat pemberlakuan ganjil genap di Pasar Perumnas Klender, Jakarta, Senin (15/6). Pemerintah provinsi DKI Jakarta mulai hari ini menerapkan sistem ganjil genap untuk pedagang pasar tradisional di 153 titik di DKI Jakarta yang disesuaikan antara nomor kios pedagang dengan tanggal

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dedy Darmawan Nasution, Nawir Arsyad Akbar, Antara

Sejak awal virus corona jenis baru menyebar di China pasar tradisional ditengarai sebagai lokasi awal penyebaran Covid-19. Di Tanah Air klaster penyebaran dari pasar tradisional juga modern tercatat terjadi di sejumlah daerah.

Baca Juga

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyatakan, jumlah pedagang pasar tradisional yang terjangkit Covid-19 terus bertambah. Hingga kini, total pedagang di seluruh Indonesia yang dinyatakan positif Covid-19 sebanyak 573 orang dan 32 orang meninggal dunia.

Ketua DPP Ikappi Bidang Keanggotaan, Dimas Hermadiansyah, mengatakan dari data yang dihimpun terdapat penambahan kasus Covid-19 di pasar sebanyak 44 kasus positif dan 3 orang meninggal. "Sebelumnya, total positif Covid-19 di kalangan pedagang ada 529 orang dan meninggal 29 orang, kini bertambah menjadi 573 orang dan 32 orang meninggal. Ini terbesar di 110 pasar seluruh Indonesia," kata Dimas dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Senin (15/6) malam.

Seiring penambahan kasus Covid-19 yang terus terjadi, ia meminta semua pihak, baik relawan, BUMN dan BUMD, pemerintah daerah, organisasi masyarakat dan kepemudaan, serta perusahaan swasta untuk bisa ikut menyelamatkan pasar dari penyebaran Covid-19.

Dimas mengatakan, kerja sama antar elemen amat penting. Sebab jumlah pasar di seluruh Indonesia mencapai 13.450 unit. Belasan ribu pasar itu menampung sekitar 12,3 juta pedagang. "Ini belum termasuk pemasok barang, pedagang kaki lima, kuli panggul, serta jejaring rantai di pasar tradisional," katanya.

Dengan terus bertambahnya temuan kasus positif Covid-19 di pasar tradisional, maka mata pencaharian 12 juta lebih pedagang terancam hilang. Padahal, nilai ekonomi yang berputar di pasar setiap harinya mencapai triliunan rupiah.

Oleh karena itu, pelaksanaan protokol kesehatan di pasar harus secara intensif disosialisasikan serta pelaksanaan program bantuan penyediaan masker maupun hand sanitizer untuk pedagang serta penyemprotan disinfektan secara rutin disaat pasar berhenti beroperasi.

IKAPPI sedang dan terus berikhtiar melakukan langkah-langkah koordinasi dan sinergi dengan pihak terkait agar ada peran serta dari seluruh komponen masyarakat untuk ikut bergotong royong melawan Covid-19 di pasar. "Dengan berbagai rujukan penerapan protokol kesehatan yang kami pelajari, seperti di Pasar Bendo Trenggalek, Pasar Kota Salatiga, Pasar Raya Padang dan beberapa pasar lain di indonesia, IKAPPI membentuk Satgas IKAPPI untuk Penanggulangan Penyebaran Covid (SIGAP Covid-19) di pasar tradisional yang akan kami mulai di DKI Jakarta sebagai proyek percontohan," ujarnya.  

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian mengatakan pemerintah akan memberi perhatian lebih kepada pasar tradisional selama penerapan kenormalan baru atau new normal. Sebab, pasar merupakan tempat berlangsungnya ekonomi masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

"Pemerintah akan memfokuskan perhatian pada pasar tradisional dan jumlahnya itu juga cukup banyak," ujar Donny, beberapa waktu lalu.

Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ferry Juliantono pun meminta pemerintah serius dalam penerapan new normal nanti. Sebab, pasar merupakan lokasi yang paling berpotensi menyebarkan virus Covid-19.

"Harus adanya kesepakatan bersama. Bukan sekadar tes tapi memenuhi kelengkapan pengaturan dan sebagainya. Itu kan harus," ujar Ferry.

Saat ini, ia masih melihat pemerintah hanya sekedar mengimbau agar masyarakat menerapakan protokol pencegahan Covid-19 di pasar. Maka dari itu, Ferry meminta keseriusan pemerintah dalam memerhatikan protokol kesehatan di pasar.

"Kalau pemerintah tidak mau, pedagang pasar akan semakin miskin dan produsen akan berguguran. Ditambah dapat munculnya klaster pasar jika terjadinya gelombang kedua Covid-19," ujar Ferry.

Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengatakan ada sejumlah pasar yang sudah menerapkan protokol kesehatan. Pasar tersebut akan menjadi contoh pasar pada era normal baru.

"Beberapa pasar yang sudah menerapkan protokol kesehatan dengan baik yakni Pasar Beringharjo Yogyakarta yang mewajibkan penggunaan masker, Pasar Bukateja di Purbalingga membatasi lapak antarpedagang dengan sekat plastik," ujar Reisa dalam konferensi pers daring di Jakarta, Sabtu (13/6).

photo
Pengunjung berbelanja di Blok B Pasar Tanah Abang, Jakarta, Senin (15/6/2020). Pasar Tanah Abang blok A, B, F dan G kembali dibuka di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi dengan menerapkan protokol kesehatan dan pemberlakuan sistem ganjil-genap toko - ( ANTARA/Indrianto Eko Suwarso)

Para pedagang di Pasar Bukateja mengenakan masker dan juga pelindung wajah. Sistem pembukaan kios bergiliran dengan metode ganjil genap kemarin sudah diujicoba di Jakarta.

Di Jakarta, petugas parkir membatasi pengunjung dan kendaraan yang masuk agar pembatasan jarak fisik tetap dilakukan. Reisa mengatakan upaya membuat pasar yang mengikuti protokol kesehatan, yakni dengan cara ganjil genap, pemasangan sekat plastik, hingga kewajiban bermasker harus dicoba.

Tes cepat Covid-19 juga tetap dilakukan di pasar. Jika ada pengunjung dan pedagang yang positif maka pasar ditutup untuk sementara. Penutupan itu bertujuan untuk memberikan ruang dan waktu bagi pemerintah daerah untuk melacak riwayat kontak dan meningkatkan kebersihan lingkungan pasar.

"Tentunya ini menjadi pelajaran bagi pedagang dan pengunjung untuk menjaga kesehatan bersama-sama secara kolektif, bergotong royong. Kalau sakit, jangan keluar rumah sama sekali. Kalau ke pasar tetap mempraktikkan jaga jarak, pakai masker dan penyanitasi tangan," imbuh dia.

Reisa juga menganjurkan masyarakat untuk membawa tas belanja sendiri dari rumah dan pastikan bersih dari kuman. Sepulangnya dari pasar, maka bersihkan barang belanjaan, semprot sandal atau sepatu dengan disinfektan, ganti baju dan mandi, serta cuci barang belanjaan.

WHO menyatakan sebuah pasar memainkan peran dalam penyebaran virus corona baru. Pernyataan WHO melihat fakta penyebaran Covid-19 dari sebuah pasar di Wuhan, China.

"Pasar memainkan peran dalam peristiwa itu. Namun apa perannya kami tidak tahu, apakah sebagai sumber atau yang memperluas penyebaran atau hanya sebuah kebetulan bahwa sejumlah kasus terdeteksi di dalam dan sekitar pasar itu," kata Dr Peter Ben Embarek, ahli WHO.

Tidak jelas apakah hewan hidup atau pedagang yang terinfeksi atau pembeli mungkin telah membawa virus ke pasar. "Yang penting, apa yang akan sangat membantu, adalah untuk menahan virus sebelum beradaptasi ke manusia, sebelum versi yang kita miliki sekarang. Karena dengan begitu kita akan lebih memahami bagaimana virus beradaptasi dengan manusia, bagaimana itu berkembang," kata Ben Embarek.

photo
Standard Operational Procedure (SOP) Protokol Kesehatan di pasar rakyat dan ritel modern. - (Tim Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement