Selasa 16 Jun 2020 02:18 WIB

BPS Jatim Catat Kenaikan Impor Alat Kesehatan

Ekspor alat kesehatan seperti sarung tangan meningkat 734 persen.

BPS Jatim Catat Kenaikan Impor Alat Kesehatan (Ilustrasi).
Foto: Pickpik
BPS Jatim Catat Kenaikan Impor Alat Kesehatan (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mencatat adanya kenaikan impor alat-alat kesehatan pada Mei 2020 sehubungan masih tingginya kasus Covid-19 di wilayah setempat. Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan peningkatan impor alat kesehatan utamanya terjadi pada barang jadi.

Kenaikkan yang paling signifikan terjadi pada alat rapid testyang peningkatannya mencapai 1.648 persen yakni dari 126.828 dolar AS pada April 2020 menjadi 2.217.360 dolar AS pada Mei 2020. Selanjutnya adalah kenaikkan pada alat pelindung diri (APD) yang meningkat 493 persen yakni dari 146,184 dolar AS menjadi 866,234 dolar AS, serta media atau alat virus transfer yang meningkat 251 persen dari 9,508 dolar AS menjadi 33,380 dolar AS.

Berikutnya, kaca mata pelindung kesehatan yang naik 187 persen dari 68,104 dolar AS menjadi 195,189 dolar AS, dan penyanitasi tangan atau hand santizer 141 persen dari 293,812 dolar AS menjadi 709,350 dolar AS.

Ia mengatakan, peningkatan ekspor alat kesehatan juga terjadi pada sarung tangan yang meningkat 734 persen. yakni dari 52.486 dolar AS pada April 2020 menjadi 437.515 dolar AS pada bulan selanjutnya. "Kenaikkan juga terjadi pada ekspor bahan baku penyanitasi tangan yang meningkat 114 persen. Yakni dari 1,941,078 dolar AS menjadi 4,159,651 dolar AS," kata dia, Senin (15/6).

Selanjutnya ekspor termometer, yang meningkat 107 persen, yakni dari 2,916 dolar AS menjadi 6,023 dolar AS, dan bahan baku masker yang meningkat 106 persen dari 212,963 dolr AS menjadi 439,098 dolar AS.

Secara umum, kata dia, akibat adanya Covid-19, impor Jawa Timur Mei 2020 mencapai 1,26 miliar dolar AS, nilai itu turun sebesar 30,21 persen dibandingkan April 2020. Hal yang sama pada ekspor Jawa Timur pada Mei 2020 yang turun sebesar 8,25 persen dibandingkan April 2020, yakni dari 1,37 miliar dolar AS menjadi 1,25 miliar dolar AS.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement