Senin 15 Jun 2020 10:43 WIB

Liga Primer Inggris Diminta Tingkatkan Peran Minoritas

Rooney Rule diharapkan jadi pegangan.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Sejumlah demonstran memegang poster ketika ribuan orang berdemonstrasi mendukung gerakan Black Lives Matter di sebuah taman di Amsterdam, Rabu (10/6). Serangkaian protes di kota-kota Belanda terkait kematian George Floyd di Minnesota pada 25 Mei 2020 serta protes di seluruh Amerika Serikat dan dunia. Floyd, seorang pria kulit hitam, meninggal setelah seorang perwira polisi kulit putih Minneapolis menekan satu lutut di lehernya bahkan setelah dia meminta sambil berbaring terborgol di tanah.  Foto AP / Peter Dejong
Foto: AP / Peter Dejong
Sejumlah demonstran memegang poster ketika ribuan orang berdemonstrasi mendukung gerakan Black Lives Matter di sebuah taman di Amsterdam, Rabu (10/6). Serangkaian protes di kota-kota Belanda terkait kematian George Floyd di Minnesota pada 25 Mei 2020 serta protes di seluruh Amerika Serikat dan dunia. Floyd, seorang pria kulit hitam, meninggal setelah seorang perwira polisi kulit putih Minneapolis menekan satu lutut di lehernya bahkan setelah dia meminta sambil berbaring terborgol di tanah. Foto AP / Peter Dejong

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Hasil diskusi The Sunday Supplement Rooney Rule meminta penyelenggara Liga Primer Inggris fokus meningkatkan peran kelompok 'Black, Asians, and Minority Ethnic' (BAME) di kompetisi domestik. 

Dengan gerarakan 'Black Lives Matter' yang menggelorakan semangat antirasialisme, ia meminta sepak bola juga ikut berperan dalam mendongkrak keberagaman dalam dunia olahraga.  Dalam laporan Sky Sports, Senin (15/6), hanya ada enam pelatih dari kelompok BAME dari total 91 klub profesional yang terdaftar di Inggris.

Oleh sebab itu, EFL yang berperan sebagai operator liga domestik diminta memperbanyak pekerja dari kelompok BAME.  Klub juga diminta untuk melakukan hal serupa dengan membuka kesempatan seluas-luasnya untuk peran pelatih dan pejabat setingkat direktur.

"Saya pikir Rooney Rule akan terus menguat. Ide ini dapat menjadi regulasi jika sudah selesai," kata Mike McGrath, jurnalis sepak bola The Telegraph seperti dilansir Sky Sports, Senin (15/6). 

Menurut dia, ani adalah sesuatu yang bisa dipergunakan dalam proses wawancara. Itu karena tidak ada klub yang akan menghindari tahap itu dan bisa menjadi pertimbangan para pejabat klub untuk memilih kandidat. 

"Rooney Rule harus diterapkan di seluruh 91 klub dengan transparan. FA sudah menerapkan langkah yang baik menempatkan kelompok BAME dalam skuat timnas Inggris di bawah asuhan Gareth Southgate," ucapnya.

Dia tidak tahu mengapa hal Rooney Rule masih sulit bisa diimplementasikan di 20 klub Liga Primer Inggris dan divisi Championship. Dia tidak yakin masalah finansial menjadi penyebabnya.

"Hanya ada 32 pelatih BAME yang memiliki lisensi UEFA. Asosiasi pelatih menyatakan pelatih BAME harus meningkatkan kualitas agar kesempatan lebih terbuka," ucapnya. 

Sementara Sami Mokbel, jurnalis sepakbola Daily Mail berpendapat berbeda dengan Mark. Ia sepakat klub harus lebih melek dalam membuka kesempatan bagi kelompok minoritas dalam memilih pemain dan pejabat struktural klub.

Namun menurutnya, yang paling penting adalah keterbukaan dalam membuka semua talenta pemain, pelatih dan orang-orang yang bekerja di suatu klub.  

"Kuncinya adalah kepemimpinan dan transparansi. Jika Anda pemain bagus maka akan dipasang di skuat utama. Jika tidak bagus maka Anda akan berada di bangku cadangan, tidak peduli warna kulit, kepercayaan atau latar belakang," kata dia.  "Kita punya banyak sumber daya perihal pemain kulit hitam, talentanya sudah ada. Persoalannya adalah bagaimana memastikan langkah mereka tidak terhalang sekat tertentu ketika ingin menjadi pemain atau pelatih," tambah dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement