Ahad 14 Jun 2020 20:30 WIB

China dan Korsel Laporkan Kenaikan Kasus Virus Corona

Laporan kasus infeksi meningkat setelah pembatasan sosial dilonggarkan.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)
Foto: EPA/CDC
Virus corona dalam tampilan mikroskopik. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China melaporkan kenaikan tertinggi kasus infeksi virus Corona dalam beberapa bulan terakhir. Begitu pula dengan Korea Selatan (Korsel). Laporan-laporan ini menunjukkan kasus infeksi meningkat setelah pembatasan sosial dilonggarkan.

Negara-negara lain seperti Mesir, Ukraina, Makedonia Utara juga melaporkan kenaikan tertinggi kasus infeksi harian. Beberapa negara bagian Amerika Serikat (AS) juga mengalami hal yang serupa setelah Presiden AS Donald Trump mengabaikan nasihat pakar kesehatan dan memaksa agar aktivitas bisnis kembali berjalan.

Baca Juga

Berdasarkan data yang dikumpulkan Johns Hopkins University, setiap hari ada 100 ribu kasus baru virus korona di seluruh dunia. Pada Ahad (14/6) Komisi Kesehatan Nasional China mengkonfirmasi 57 kasus baru dalam 24 jam terakhir. Angka tertinggi sejak pertengahan April.  Sekitar 36 kasus di antaranya dilaporkan terjadi di Beijing.

Mengutip lembaga pengendalian penyakit Beijing, China News Service melaporkan semua kasus yang dilaporkan di kota berpopulasi 20 juta jiwa itu terhubung dengan pasar makanan terbesar di sana yang kini sudah ditutup. Sebanyak 20 dari 36 kasus baru adalah orang yang bekerja di pasar tersebut.

Pasar Xinfadi ditutup setelah 50 orang dinyatakan positif virus Corona. China yang menjadi titik awal wabah virus korona bulan Desember lalu dan beberapa negara lain seperti Korsel, Italia dan Spanyol sempat mengalami penurunan jumlah kasus baru. Sementara Brazil, India, Amerika Serikat (AS) dan negara lainnya masih mengalami peningkatan.

China berusaha menahan laju penyebaran virus dengan menutup kota-kota dan 60 juta warganya. Sebagian besar aktivitas ekonomi dihentikan. Langkah-langkah yang akhirnya ditiru negara lain.

Pada bulan Maret lalu pemerintahan Partai Komunis mulai melonggarkan aktivitas bisnis dan perjalanan setelah China mendeklarasikan kemenangan atas pandemi. Tapi masih menerapkan kebijakan yang bertujuan untuk memutus rantai penularan di beberapa wilayah. Wisatawan asing pun belum diizinkan masuk.

Sementara itu Korsel melaporkan 34 kasus baru, menambah peningkatan kasus infeksi. Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korsel (KCDC) mengatakan sekitar 30 kasus berasal dari daerah metropolitan Seoul, tempat setengah dari 51 juta populasi Korsel bermukim. 

Kasus-kasus baru di Negeri Ginseng terkait dengan penyebaran virus di klub malam, misa dan gudang e-commerce. Mesir juga melaporkan kenaikan kasus infeksi.

Negara Arab yang paling padat penduduknya itu melaporkan 1,677  kasus baru. Sementara Ukraina melaporkan 753 kasus baru dan Makedonia Utara melaporkan 196 kasus baru. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement