Ahad 14 Jun 2020 23:03 WIB

Santunan Korban Likuefaksi Palu Masih di Kemensos

Santunan tahap dua korban likuefaksi Palu ditunda sementara waktu.

Santunan Korban Likuefaksi Palu Masih di Kemensos. Warga berada di sekitar bekas pemukiman mereka yang hancur akibat bencana gempa dan likuefaksi di Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (22/4/2020).
Foto: ANTARA/Mohamad Hamzah
Santunan Korban Likuefaksi Palu Masih di Kemensos. Warga berada di sekitar bekas pemukiman mereka yang hancur akibat bencana gempa dan likuefaksi di Kelurahan Balaroa, Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (22/4/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Pemerintah Kota Palu, Sulawesi Tengah menyebut dana santunan duka tahap dua korban gempa, tsunami, dan likuefaksi 2018 saat ini masih berada di Kementerian Sosial (Kemensos).

"Informasi kami terima dana santunan duka korban bencana masih dibukukan di Kemensos," kata Kepala Dinas Sosial Kota Palu Romy Sandi Agung, Ahad (14/6).

Baca Juga

Dia menjelaskan, data ahli waris penerima santunan duka sejak akhir 2019 telah dimasukkan Pemkot Palu ke Kemensos agar bisa ditindaklanjuti untuk proses penyaluran kepada ahli waris. Akibat dampak Covid-19, penyaluran dana santunan duka terpaksa ditunda untuk sementara waktu.

Penerima atau ahli waris dana santunan tahap dua ini berjumlah 1.383 orang, sesuai data hasil validasi dilakukan pemerintah setempat. Per jiwa mendapat bantuan dana Rp 15 juta.

"Informasi kami terima pada Maret lalu ada anggaran sekitar Rp 60 miliar di Kemensos khusus santunan duka, namun kami belum mengetahui berapa besaran dana santunan duka untuk Kota Palu," kata Romy.

Dia memaparkan, kemungkinan dana stimulan duka akibat bencana gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi pada 28 September 2018 baru bisa direalisasikan ke tiga daerah terdampak parah yakni Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala setelah penanganan Covid-19 berakhir.

Dana santunan duka, merupakan bantuan kebencanaan yang diserahkan kepada masyarakat terdampak di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala serta sebagian masyarakat Parigi Moutong.

"Kami belum bisa berbuat banyak sebab dana ini tidak melekat di daerah. Kami menunggu instruksi selanjutnya dari pemerintah pusat,"ujar Romy.

Di Sulteng penerima dana santunan ahli waris korban gempa, tsunami dan likuefaksi tahap pertama sebanyak 1.906 jiwa dengan total anggaran disalurkan pemerintah sebanyak Rp 28,590 miliar.

"Hingga kini tidak ada lagi keluarga korban atau ahli waris memasukkan data, sebab data sudah terkunci," kata Romy.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement