Sabtu 13 Jun 2020 16:08 WIB

Calhanoglu Marah AC Milan Tersingkir dari Coppa Italia

Milan harus bermain dengan 10 pemain akibat wasit memberi kartu merah Ante Rebic.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Endro Yuwanto
Gelandang serang AC Hakan Calhanoglu (kanan).
Foto: EPA-EFE/MATTEO BAZZI
Gelandang serang AC Hakan Calhanoglu (kanan).

REPUBLIKA.CO.ID, TURIN -- Gelandang AC Milan, Hakan Calhanoglu, marah setelah timnya tersingkir di semifinal Coppa Italia karena hanya bermain imbang 0-0 pada leg kedua di kandang Juventus, Sabtu (13/6) dini hari WIB. Ia marah timnya harus bermain dengan 10 pemain akibat wasit memberi kartu merah Ante Rebic.

Pada leg pertama di kandang AC Milan, skor imbang 1-1. Namun Juventus berhak lolos ke partai final karena unggul gol tandang. 

Menurut Calhanoglu, semua menjadi kacau ketika Cristiano Ronaldo mendapatkan tendangan pinalti, serta Rebic dikeluarkan karena tendangan brutal yang dilayangkan kepada Danilo.

“Kami cukup marah, karena jika wasit memeriksa VAR untuk penalti Ronaldo, ia kemudian harus memeriksanya untuk mendapatkan kartu merah Rebic. Kami menyeberang, tapi kami bermain bagus dan kami hanya melewatkan gol,” kata Calhanoglu kepada Rai Sport, dilansir dari Football Italia, Sabtu (13/6).

Zlatan Ibrahimovic, Theo Hernandez, dan Samu Castillejo tak bisa diturunkan karena sanksi pada leg pertama. Oleh karena itu, Calhanoglu menilai timnya akan lebih kuat jika ketiga pemain inti itu bermain. Ia menganggap wajar jika melawan Juventus cukup sulit.

Calhanoglu juga mengaku memikirkan kembali beberapa kesempatan mencetak gol. Ia mengklaim sebenarnya bisa melakukannya lewat kepala atau kaki. Ketika ditanya mengenai apakah timnya bermain lebih menyerang ketika Rebic keluar, Calhanoglu tak bisa menjawab secara lugas.

"Sulit untuk mengatakan mengapa kami melakukan lebih baik dengan 10 orang. Kami benar-benar ingin menang dan memberikan semua yang kami miliki. Sekarang kami menantikan ujian berikutnya,” jelas Calhanoglu.

Kendati demikian, pada akhirnya Calhanoglu menerima kekalahan tersebut dan memaklumi setelah tiga bulan tak bermain karena corona. Apalagi ia merasa aneh bermain sepak bola tanpa kehadiran penonton. "Secara alami pengalaman yang sangat berbeda, tetapi ini adalah aturannya, kami harus menaatinya,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement