Sabtu 13 Jun 2020 15:48 WIB

Face Shield Jadi Protokol Tambahan Kereta Jarak Jauh

Khusus kereta jarak jauh, operator harus sediakan face shield.

Penggunaan face shield menjadi keharusan bagi penumpang kereta antarkota atau jarak jauh.
Foto: ANTARA/MUHAMMAD ADIMAJA
Penggunaan face shield menjadi keharusan bagi penumpang kereta antarkota atau jarak jauh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengungkapkan tambahan protokol di masa transisi normal baru. Penumpang kereta jarak jauh atau antarkota diwajibkan menggunakan pelindung muka (face shield).

Zulfikri menjelaskan berdasarkan Surat Edaran Kemenhub No 14/2020, pemerintah meningkatkan kapasitas kereta antarkota menjadi 70 persen pada Fase 2 atau masa pembatasan bersyarat. Dengan peningkatan kapasitas tersebut, pemerintah juga menambah protokol kesehatan bagi penumpang yang melakukan perjalanan jarak jauh.

Baca Juga

"Khusus untuk kereta antarkota, operator harus menyediakan face shield. Dengan menambah kapasitas 70 persen, artinya dimungkinkan penumpang itu duduk berdampingan, sehingga protokol kesehatan harus kita tambah, dan ini wajib disediakan operator," kata Zulfikri dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu (13/6).

Zulikri menjelaskan dalam protokol tambahan, penumpang tidak hanya wajib menggunakan masker. Tetapi juga mengenakan pakaian lengan panjang. Protokol ini tidak hanya berlaku saat penumpang menggunakan kereta jarak jauh saja, tetapi juga pada kereta rel listrik (KRL) dalam kota.

Khusus kereta jarak jauh, penumpang yang melakukan perjalanan juga harus dinyatakan sehat dengan mengantongi surat bebas Covid-19, yang dilengkapi dengan hasil tes cepat (rapid test) atau Polymerase Chain Reaction (PCR). Atau surat kesehatan dari rumah sakit.

Sementara itu, PT Kereta Api Indonesia (KAI), selaku operator kereta jarak jauh siap menyediakan pelindung muka (face shield) kepada penumpang secara gratis.

"Untuk kereta jarak jauh, fasilitas 'face shield' yang kita berikan itu gratis. Jadi kami akan berikan pada saat para penumpang kami siap menaiki kereta," kata Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo.

Selain menyediakan pelindung muka, KAI sebagai operator juga diwajibkan menyediakan ruang isolasi. Yaitu untuk mengantisipasi jika penumpang terpapar virus dalam perjalanan.

Kemudian, Kemenhub juga mewajibkan operator memisahkan penumpang di atas 50 tahun dengan menyediakan rangkaian khusus, mengingat orang dengan usia tersebut sangat berisiko tinggi jika terpapar Covid-19.

Terakhir, petugas operator KA jarak jauh juga wajib melakukan pengecekan suhu tubuh secara berkala, terutama pada perjalanan di atas 3 jam. "Karena perjalanan cukup panjang, bisa sampai 10 jam, ini setiap tiga jam sekali akan dilakukan pengecekan suhu tubuh," kata Zulfikri.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement