Sabtu 13 Jun 2020 15:47 WIB

Rektor UPI: Inovasi Pendidikan Penting dalam New Normal

Inovasi pendidikan di era New Normal termasuk dalam optimalisasi peran orang tua

Sepasang anak kembar murid SD Bakti Nusantara mengerjakan Ujian Akhir Semester (UAS) Genap secara daring. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Solehuddin mengatakan saat ini seluruh pihak harus siap dengan inovasi pendidikan. Solehuddin mengatakan, mau tidak mau di era new normal akan banyak perubahan dalam bidang pendidikan yang terjadi.
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Sepasang anak kembar murid SD Bakti Nusantara mengerjakan Ujian Akhir Semester (UAS) Genap secara daring. Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Solehuddin mengatakan saat ini seluruh pihak harus siap dengan inovasi pendidikan. Solehuddin mengatakan, mau tidak mau di era new normal akan banyak perubahan dalam bidang pendidikan yang terjadi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof Solehuddin mengatakan saat ini seluruh pihak harus siap dengan inovasi pendidikan. Solehuddin mengatakan, mau tidak mau di era new normal akan banyak perubahan dalam bidang pendidikan yang terjadi.

Inovasi pertama adalah terkait dengan pembelajaran daring. Belajar daring memiliki berbagai variasi, bisa menggunakan berbagai jenis aplikasi. Inovasi ini tentu juga harus memikirkan isi pembelajaran daring.

Selain itu, guru harus bisa memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal. Selanjutnya, adalah meningkatkan peran orang tua dalam pembelajaran yang dilakukan secara daring.

"Optimalisasi peran orang tua dalam dunia pendidikan, melakukan pemberdayaan orang tua dalam melakukan pendampingan terhadap anak," kata Solehuddin menambahkan.

Sementara itu, pengamat pendidikan UPI, Prof Cecep Darmawan memberikan beberapa gambaran untuk pendidikan di era new normal. Menurutnya, ada bebereapa catatan mengenai pendidikan di masa pandemi.

"Pertama, hak-hak publik atau hak-hak warga negara dalam memperoleh pendidikan merupakan hak asasi yang konsitusional, oleh karenanya, pemerintah tinggal memperkuat metodologi dan jejaring infrastruktur pendidikan agar proses pembelajaran bisa diakses seluruh siswa," kata Cecep.

Ia menambahkan, pemerintah juga harus memikirkan cara agar para pendidik yang ada di daerah lebih berdaya. Setelah itu, pemerintah perlu membuat sebuah model dalam waktu-waktu tertentu di dalam proses pembelajaran.

"Kurikulum harus dievaluasi dan beradaptasi, disesuaikan dengan kondisi saat ini," kata dia lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement